Rabu 12 Mar 2025 22:21 WIB

Usai Dubes Bahrain, Kini Dubes Australia Sambangi Kantor Erick Thohir, Ada Apa?

BUMN siap berkolaborasi mendorong pertumbuhan ekonomi nasional hingga delapan persen.

Rep: Muhammad Nursyamsi/ Red: Gita Amanda
Menteri BUMN Erick Thohir mengatakan BUMN siap berkolaborasi mendorong pertumbuhan ekonomi nasional hingga delapan persen. (ilustrasi)
Foto: Republika/Prayogi
Menteri BUMN Erick Thohir mengatakan BUMN siap berkolaborasi mendorong pertumbuhan ekonomi nasional hingga delapan persen. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir menemui kunjungan Duta Besar Australia untuk Indonesia, Roderick Brazie, di kantor Kementerian BUMN, Jakarta, Rabu (12/3/2025). Erick menyampaikan pertemuan tersebut membahas peluang kerja sama antarkedua negara di sektor logistik, pangan, hilirisasi dan sumber daya alam.

"Kami di BUMN siap berkolaborasi untuk mendorong pertumbuhan ekonomi nasional hingga delapan persen seperti yang ditargetkan Bapak Presiden Jenderal TNI (Purn) Prabowo Subianto," ujar Erick usai pertemuan tersebut.  

 

Selain itu, Erick dan Brazie juga membahas dinamika geopolitik dan geoekonomi global serta dampaknya terhadap perdagangan Indonesia dan Australia. Erick menyoroti situasi perdagangan baja di dunia, termasuk kebijakan tarif baja dari Amerika Serikat terhadap Australia, Kanada, Meksiko, dan Cina.  

 

"Kita lihat situasi di dunia sekarang cukup menarik, di mana Australia juga mendapatkan penerapan tarif baja dari Amerika Serikat, terus Kanada, Meksiko juga mendapatkan tarif hampir 25 persen, Cina 10 persen. Nah, ini yang kita coba carikan solusi antara kita dan Australia secara bilateral, bisa enggak kita tingkatkan dalam sejumlah perdagangan," sambung pria berdarah Lampung tersebut. 

 

Erick menyampaikan sejumlah sektor utama yang menjadi fokus diskusi? termasuk perdagangan susu dan daging, sejalan dengan program makanan bergizi gratis yang dicanangkan pemerintah. Erick mengusulkan kemungkinan investasi dari Australia di sektor ini, mengikuti model investasi yang dilakukan negara lain seperti Belanda melalui Frisian Flag.  

 

"Ya saya juga tawarkan bisa juga Australia bisa melihat peluang ini untuk berinvestasi bersama," ucap Ketua Umum Persatuan Sepak bola Seluruh Indonesia (PSSI) tersebut. 

 

Di sektor energi hijau, Erick menyoroti peluang kerja sama dalam pengembangan ekosistem kendaraan listrik (EV), khususnya dalam rantai pasok baterai berbasis nikel dan litium. Mantan Presiden Inter Milan itu mengatakan BUMN terbuka untuk berkolaborasi dengan perusahaan Australia dalam pengembangan industri kendaraan listrik. 

 

"Baterai mobil itu kan ada yang nikel, ada juga yang LFP dengan litium, nah bisa saja ini kita sinergikan untuk menjadi rantai pasok EV ke depan," sambung Erick. 

 

Meskipun daftar BUMN yang akan bekerja sama dengan Australia masih dalam tahap awal, Erick menegaskan pentingnya memperkuat rantai pasok nasional. Erick juga mengingatkan Indonesia pernah menjajaki kerja sama investasi di industri garam dengan Australia, meskipun akhirnya proyek tersebut diambil oleh investor lain dari negara berbeda.  

 

"Ini yang saya memang dorong, bagaimana rantai pasok kita sebagai negara harus terus kita perkuat," kata Erick. 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini

Apa yang paling menarik bagi Anda tentang Singapura?

1 of 7
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement