Senin 13 Aug 2012 23:10 WIB

Ki Bagoes Hadikoesoemo, Penggagas Tegaknya Syariat Islam (6-habis)

Rep: Nidia Zuraya/ Red: Chairul Akhmad
Ilustrasi
Foto: wordpress.com
Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, Dalam hal perekonomian bangsa, Ki Bagoes mengutip Surah An-Nahl ayat 14. “Dan Ia (Allah) telah menyerahkan samudra kepadamu agar kamu makan ikannya yang lezat itu dan kamu keluarkan perhiasannya (mutiara dan sebagainya) untuk kamu pakai; dan kamu lihat kapal berlayar di samudra, maka hendaklah kamu berusaha mencari rezeki anugerah-Nya dan hendaklah kamu bersyukur.”

Berdasarkan ayat tersebut, kata Ki Bagoes, Allah memerintahkan manusia untuk senantiasa mencari rezeki Allah di atas dan di bawah laut dengan mengusahakan perikanan, pelayaran, pertambangan mutiara, dan sebagainya.

Mengenai pertahanan dan bela negara, Ki Bagoes juga mengutip beberapa ayat dalam Surah Al-Anfal. “Dan hendaklah kamu dengan segenap tenagamu menyediakan angkatan perang umpamanya mneyediakan angkatan berkuda dan sebagainya sehingga musuh Allah dan musuh kamu merasa lemah dan takut.”

Karena itu, kata Ki Bagoes, Alquran senantiasa menyuruh umat manusia untuk selalu berani menghadapi tantangan, termasuk berjuang melawan musuh yang datang menyerang.

Begitu juga mengenai pemerintahan yang adil dan bijaksana, Ki Bagoes juga menyampaikan pokok-pokok pikirannya. Ia senantiasa berpedoman pada ayat-ayat Alquran dan hadis Rasulullah SAW yang merupakan sumber petunjuk bagi umat manusia.

Ki Bagoes menginginkan sebuah pemerintahan yang adil dan bijaksana itu harus berlandaskan pada budi pekerti yang luhur, bersendi permusyawaratan dan putusan rapat, serta luas berlebar dada tidak memaksa tentang agama (toleransi-Red).

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement