* Nur Ikhwan Abadi
GAZA – Sepuluh hari akhir Ramadhan merupakan hari yang sangat dinanti oleh orang beriman.
Di 10 hari terakhir itulah disunahkan untuk melaksanakan iktikaf, berdiam diri di dalam masjid, melupakan segala hirup pikuk dunia dan mendekatkan segenap jiwa dan raga kepada sang Mahapencipta.
Jumlah jamaah yang mendatangi masjid akan semankin banyak menjelang tengah malam. Mereka membawa keluarga dan anak-anaknya untuk turut serta melakukan shalat malam di masjid.
Terlebih di malam-malam ganjil, jumlah jamaah akan membludak memenuhi setiap penjuru masjid sejak sore hari. Seperti yang terjadi di malam 27 Ramadhan di masjid Mus’ab bin Umair. Sejak sore hari panitia telah menyiapkan tempat hingga keluar halaman masjid.
Awalnya, kami tidak menyangka jika jamaah akan sebanyak itu memenuhi masjid. Menjelang tengah malam para jamaah berbondong-bondong berdatangan menuju masjid yang memiliki kapasitas lebih dari 1.000 orang tersebut.
Orang tua, ibu-ibu, anak-anak, ada pula pejabat pemerintah, rakyat biasa pun berbaur menjadi satu untuk menggapai ridha Rabb-nya. Ketika shalat dimulai masjid sudah tidak muat menampung para jamaah, sehingga banyak para jamaah masjid yang harus shalat di halaman yang telah disiapkan oleh panitia.
Dari pengamatan kami tidak kurang dari 2.000 orang yang mengikuti shalat malam hari itu, di mana jumlah tersebut lebih banyak dari shalat Jumat sekalipun.
Para jamaah dengan khusyuk dan tenang mengkuti imam shalat, shalat diselingi dengan tausiyah dari para ulama Gaza. Dalam tausiyahnya para ulama menekankan keagungan malam Lailatul Qadar dan menganjurkan untuk mencarinya malam hari itu.
* Relawan MER-C di Jalur Gaza, Palestina