REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Masyarakat Transportasi Indonesia, Danang Parikesit menyatakan tingginya angka kecelakaan pemudik tahun ini membuktikan ketidakseriusan pemerintah menyediakan sarana dan prasarana transportasi yang layak untuk masyarakat.
"Pemerintah tidak serius dan tidak punya komitmen memperbaiki layanan angkutan umum dan jalan," katanya.
Danang mengatakan persoalan utama transportasi di Indonesia adalah minimnya ketersediaan angkutan umum. Kereta api dan bus misalnya, tidak mampu menampung jumlah pemudik yang terus membengkak tiap tahunnya.
"Mereka (pemudik) akhirnya memilih menggunakan sepeda motor yang risiko kecelakaannya lebih tinggi," ujar Danang.
Meredam angka kecelakaan mudik di tahun mendatang, pemerintah menurut Danang perlu melakukan dua hal strategis. Pertama meredam jumlah pengguna sepeda motor saat mudik. Caranya, menyediakan sarana angkutan massal yang baik dan memadai.
Kedua, memperpendek jarak penggunaan sepeda motor oleh pemudik. Danang mengusulkan sepeda motor milik pemudik bisa diangkut menggunakan truck atau kereta api hingga tujuan tertentu. "Ini setidaknya bisa meminimalisir risiko kecelakaan yang berasal dari lamanya perjalanan," kata Danang.
Danang mengatakan tidak ada alasan bagi pemerintah menunda penyediaan sarana transportasi massal dan perbaikan infrastruktur jalan. Pasalnya anggaran yang dimiliki Kementrian Perhubungan maupun Pekerjaan Umum sudah cukup besar. "Persoalannya pemerintah mau atau tidak?" tandas Danang.
Berdasarkan data dari Korps Lalu Lintas Polri (Polri), hingga Selasa (21/8), kecelakaan lalu lintas selama arus mudik Lebaran 2012 berjumlah 3.291 kejadian dengan jumlah korban jiwa meninggal 574 orang.
Sedangkan, berdasarkan dari Kementerian Perhubungan hingga Kamis (23/9), mencatat kecelakaan lalu lintas sebanyak 3.600 kejadian dengan korban meninggal dunia sebanyak 638 orang, luka berat 994 orang, dan luka ringan 3.444 orang.