Rabu 29 Aug 2012 17:17 WIB

Warga Syiah di Sampang Dijaga Tiga SSK TNI

 Sejumlah satuan Brimob Polda Jatim berpatroli mengelilingi perkampungan warga Syiah di Desa Karanggayam dan Desa Blu'uran, Sampang, Jatim, Senin (27/8).  (Saiful Bahri/Antara)
Sejumlah satuan Brimob Polda Jatim berpatroli mengelilingi perkampungan warga Syiah di Desa Karanggayam dan Desa Blu'uran, Sampang, Jatim, Senin (27/8). (Saiful Bahri/Antara)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Tentara Nasional Indonesia (TNI) menerjunkan tiga satuan setingkat kompi untuk membantu aparat kepolisian guna mengamankan Kabupaten Sampang, Madura, Jawa Timur, pascapenyerangan terhadap kelompok Muslim Syiah di daerah itu pada Ahad (26/8).

"Pengerahan personel TNI tersebut atas permintaan dari Polri. Diharapkan bantuan ini, jangan sampai membuat warga di sana tidak nyaman," kata Panglima TNI Laksamana TNI Agus Suhartono usai mengikuti Sidang Komite Kebijakan Industri Pertahanan (KKIP) VII di Kantor Kementerian Pertahanan (Kemhan), Jakarta, Rabu (29/8).

Menurut dia, relokasi warga Syiah ke tempat lain bukan merupakan pilihan utama dalam menyelesaikan kasus Sampang, tetapi bila warga menginginkannya mungkin akan dikaji oleh pemerintah atau gubernur. "Gubernur Jawa Timur telah mengajukan inisiatif relokasi, meskipun relokasi ini bukan pilihan utama," katanya.

Ia berharap masing-masing orang memahami dirinya sendiri dan dalam melakukan ibadah tidak perlu menjelekkan orang lain, tidak pernah mengkritik orang lain tetapi melakukan sesuai keyakinan mereka. "Itu yang paling baik," katanya.

Kasus penyerangan kelompok Islam Syiah di Dusun Nangkernang, Desa Karang Gayam, Kecamatan Omben, Sampang, Madura, kali ini merupakan kali kedua dalam dua tahun terakhir. Aksi serupa juga terjadi pada akhir Desember 2011. Ketika itu rumah pimpinan Islam Syiah, mushalla, dan madrasah kelompok Islam minoritas ini diserang oleh kelompok massa anti-Syiah.

Sebanyak 200 jiwa lebih pengikut Islam Syiah terpaksa mengungsi ke tempat yang lebih aman. Harta benda mereka juga dirampas dan anak-anak kelompok Syiah dikucilkan. Ketegangan pada aksi penyerangan pertama ketika itu, reda, setelah petugas gabungan dari unsur Polri dan TNI berupaya melakukan negosiasi kepada kedua kelompok yang bersitegang itu.

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement