Jumat 31 Aug 2012 23:14 WIB

Stok Daging Menipis, Jakarta Masih Bergantung Impor

Rep: Ira Sasmita/ Red: Ajeng Ritzki Pitakasari
Daging sapi (ilustrasi)
Foto: Wihdan Hidayat/Republika
Daging sapi (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, KEBON SIRIH---Pemenuhan kebutuhan daging di Jakarta masih bergantung pada pasokan daging impor. Komite Daging Sapi (KDS) Jakarta menyatakan kebutuhan daging pada semester II tahun 2012, periode Juni hingga Desember perlu tambahan daging sapi sebanyak 33 ribu ton .

Penambahan ini diajukan karena kuota daging sapi impor di Semester II hanya tinggal 8 ribu ton sapi. Jumlah tersebut tidak akan mencukupi kebutuhan warga Jakarta selama Juli hingga Desember 2012. Sebab, dalam semester II akan ada dua hari raya besar yaitu Hari Natal dan Tahun Baru.

Ketua KDS Jakarta, Sarman Simanjorang, mengatakan, kebutuhan sektor usaha hotel, restoran,kafe dan katering (Horeka), UKM Bakso dan ritel paska Lebaran hingga Desember 2012 mencapai 33 ribu ton daging sapi. Sementara itu, kuota daging sapi impor yang ditetapkan pemerintah pusat sebanyak 34 ribu ton untuk 2012.

Stok itu pun telah digunakan sebanyak 26 ribu ton pada semester I, periode Januari hingga Juni. Kini stok menyisakan 8 ribu ton untuk semester II.

"Ya jumlah ini nggak bakalan cukup. Makanya hasil kajian KDS ini sudah kami kirimkan ke Kemenko Perindustrian, Pertanian dan Perdagangan. Tapi belum direspon," kata Sarman di Jakarta, Jumat (31/8). 

Masih tingginya ketergantungan kepada daging impor, Sarman mengkhawatirkan dampak buruk akan terjadi. Terlebih, imbuhnya, bila pemerintah tidak segera memenuhi tambahan pasokan.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement