REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepolisian RI (Polri) mengakui bahwa adanya rentetan penyerangan kelompok teroris di Solo, Jawa Tengah, selama Agustus 2012 ini kemungkinan bermotif balas dendam. Hal ini berdasarkan hasil pemeriksaan terhadap barang bukti dan pemeriksaan tersangka teroris yang ditangkap hidup oleh Densus 88 Anti-Teror Polri
Beberapa bukti yang ditemukan Polri menjelaskan kemungkinan tersebut. Kepala Biro Penerangan Masyarakat Mabes Polri, Brigadir Jenderal (Pol) Boy Rafli Amar, mengatakan bahwa selain magazen, di dalam tas pinggang yang dipakai Farhan (19 Tahun), polisi menemukan banyak lembaran kertas. Di dalam lembaran itu terdapat surat yang ditulis tangan dan jelas sebagai motif.
"Ternyata di dalam surat itu cukup jelas untuk menyimpulkan motif," ujar Boy sebelum rapat kerja dengan Komisi III DPR di Gedung Kompleks Parlemen, Jakarta, Senin (3/9).
Sebenarnya, menurutnya secara ideologi mereka berjuang sebagaimana kelompok terdahulunya, seperti Jamaah Islamiyah yang ingin membentuk negara syariah Islam di Indonesia. Sehingga, kata dia kemungkinan mereka melakukan pembalasan, karena kekecewaan mereka terkait penenangkapan tokoh mereka selama ini.
"Jadi kenapa mereka membalas? Karena mereka merasa kecewa dengan penangkapan tokoh mereka selama ini, sehingga mereka balas dendam," tambahnya.