REPUBLIKA.CO.ID, Orang mengenang nama Lisa Namuri Arif sebagai anchor berkerudung. Wajahnya setiap pagi menghiasi layar kaca Trans TV.
Sesekali dia tampil melaporkan secara langsung kegiatan di lapangan. Namun sejak 2009, wajah Lisa menghilang dari layar kaca.
“Sebenarnya saya sangat menikmati bekerja di dunia layar kaca. Profesi yang dinamis dan menyenangkan,” kata Lisa. “Sayangnya, jam kerja yang tidak tetap membuat saya kesulitan membagi waktu dengan keluarga.”
Selama lima tahun sebagai jurnalis televisi banyak pengalaman menarik dan menantang yang dilakoninya. Ia ingat benar kala meliput banjir yang melumpuhkan Jakarta pada 2007.
Saat itu, Lisa harus melaporkan langsung kondisi di lapangan. Padahal arus air cukup deras dengan ketinggian melebihi dadanya. “Mau tidak mau saya harus nyemplung live melaporkan kondisi warga yang menderita karena belum mendapatkan bantuan,” kenang perempuan yang terakhir menjabat sebagai asisten produser ini.
Walaupun sudah hengkang dari dunia broadcast, tapi kedekatan dengan layar kaca tidak bisa dipisahkan. Lisa masih kerap tampil pada beberapa program acara di stasiun televisi. Namun, tidak lagi sebagai pembaca berita, ia kini narasumber instruktur pilates, style jilbab, atau acara rohani.
Dari bidang broadcast Lisa hijrah ke dunia kebugaran. Brand ambassador Kosmetik Wardah ini mengakui profesi barunya ini sama sekali tidak nyambung dengan urusan pemberitaan.
Walaupun sebenarnya dunia olahraga bukan bidang yang baru ditekuni. Sejak di bangku sekolah berbagai bidang olahraga sudah digelutinya. Bahkan saat SMA di Bandung, nama Lisa tercatat sebagai atlet junior nasional softbol.