Ahad 09 Sep 2012 20:40 WIB

'Densus 88 tidak Boleh Terpancing'

Red: Yudha Manggala P Putra
Densus 88 Polri
Densus 88 Polri

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Wakil Ketua Komisi III DPR RI, Tjatur Sapto Edy meminta masyarakat untuk tidak panik terkait maraknya aksi terorisme dan terakhir ledakan di Beji, Depok, Jawa Barat. Ia juga berharap Polisi khususnya pasukan khusus anti teror Densus 88 tetap bertindak sesuai koridor hukum dan tidak terpancing bertindak brutal. 

"Masyarakat jangan panik. Pimpinan lembaga termasuk Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) lebih bijak bila tidak mengeluarkan statement yang bisa meresahkan masyarakat," kata Tjatur di Jakarta, Ahad (9/9). 

Seharusnya, negara, pemerintah, pemda, pemuka agama, tokoh masyarakat harus hadir di tengah masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan masyarakat dan deteksi dini. 

"Polisi khususnya Densus 88, tidak boleh terpancing bertindak brutal tetapi tetap melakukan penindakan sesuai koridor hukum dan keadilan," kata dia. 

Ditambahkannya, semua pihak, terutama intelijen untuk terus meningkatkan koordinasi intelijen untuk deteksi dini. "Terus lakukan gerakan deradikalisasi dengan peningkatan pemahaman agama dan kemanusiaan," sebut Tjatur. 

Tak hanya itu, lanjutnya, ketahanan yang terbaik adalah dari masyarakat. "Maka Siskamling, sishankamrata seyogyanya dihidupkkan kembali," pungkas Tjatur. 

Sementara itu, Menko Polhukam, Djoko Suyanto mengatakan dalam keterangan persnya, tidak ada peningkatan status pengamanan pasca ledakan bom rakitan di Beji, Depok. 

"Sementara ini tidak ada peningkatan status, tapi bukan berarti aparat tidak bekerja, kan tidak harus selalu nampak mereka bersenjata berkeliaran dimana-mana. Tapi Densus 88, aparat BNPT, aparat intelejen itu senantiasa melakukan kegiatan-kegiatan untuk menangkap sinyal, menelusuri, membuntuti," kata Djoko. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement