REPUBLIKA.CO.ID, LEBAK -- Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Lebak, Banten, menyebutkan kawasan pantai selatan termasuk rawan gempa dan tsunami karena lokasinya di pesisir Samudera Hindia.
"Kami minta pemerintah membuat tempat-tempat evakuasi untuk penyelamatan korban jika sewaktu-waktu terjadi tsunami," kata Kepala Pelaksana Harian BPBD Kabupaten Lebak Muklis di Rangkasbitung, Selasa.
Menurut dia, daerah rawan gelombang tsunami di Kabupaten Lebak tersebar di enam kecamatan antara lain Kecamatan Malingping, Wanasalam, Cihara, Panggarangan, Bayah, Cilograng.
Keenam kecamatan tersebut karena berada di pesisir perairan Samudera Hindia.
Perairan Samudera Hindia itu merupakan potensi gempa tsunami, seperti yang menimpa warga Nangroe Aceh Darussalam (NAD) tahun 2006.
Pemerintah daerah mewaspadai ancaman gempa tsunami di pesisir Pantai Selatan Lebak.
Untuk mengantisipasi bencana tersebut, kata dia, pihaknya beberapakali menyelenggarakan kegiatan simulasi tsunami dengan masyarakat pesisir.
Kegiatan simulasi ini, diharapkan masyarakat setempat bisa mengatasi bencana alam itu.
Selama ini gempa tsunami di Pantai Selatan Lebak belum pernah terjadi, namun warga tetap waspada sebab perairan Samudera Hindia terdapat lempangan asia. Lempengan itu, kata dia, bisa menimbulkan gempa disertai gelombang tsunami.
Ia menyebutkan jika terjadi gempa tsunami di pesisir Pantai Selatan Lebak mereka harus menyelamatkan ke daerah-daerah dataran tinggi.
Apalagi, sepanjang pesisir Selatan Lebak terdapat perbukitan dan pegunungan dengan jarak tempuh satu kilometer. Namun demikian, lanjut dia, pemerintah harus membuat peralatan deteksi untuk mengetahui terjadi gempa tsunami.
Selain itu juga membuat sirine sebagai alat untuk menyembunyikan jika sewaktu-waktu terjadi tsunami. "Kami telah mengusulkan kepada Badan Penanggulangan Bencana Nasional (BPBN) agar membangun tempat-tempat evakuasi di pesisir Pantai Selatan Lebak," katanya.
Ia menjelaskan, pembangunan tempat evakuasi penyelamatan tersebut bisa didirikan di lokasi umum seperti terminal, pasar, sekolah, Puskesmas dan lokasi lainnya.
"Artinya, jika sewaktu-waktu terjadi tsunami, masyarakat bisa berlindung di lokasi evakuasi tersebut," ujarnya.