REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Pemerintah Amerika Serikat turut mengungkapkan penyesalan mendalam atas tersebarnya film anti-Islam, 'The Innocence of Muslims'. Meski begitu, pemerintahan Barack Obama mengaku tak dapat menghalangi film tersebut atas nama undang-undang kebebasan berekspresi.
Juru bicara Gedung Putih, Jay Carney, mengatakan, AS memiliki tradisi yang panjang dalam melindungi kebebasan berekspresi.
Ia mengakui, kebijakan ini kerap tidak dapat diterima oleh negara lain. "Pemerintah AS disalahkan karena tidak memblokir film tersebut dari internet. Kebebasan berekspresi telah membingungkan dunia luar," kata dia seperti dilansir AP, Kamis (13/9).
Ia menambahkan, pemerintah AS mengutuk kekerasan di sejumlah negara Islam yang dipicu oleh film tersebut. Menurut dia, perusakan fasilitas AS di Mesir, Libya, dan Yaman tidak dapat dibenarkan dan tidak bisa dibiarkan oleh pemerintah setempat.
Di Benghazi, Libia, duta besar AS dan tiga diplomat lainnya tewas dalam aksi protes terhadap film amatir tersebut. Departemen Kehakiman AS telah menggelar investigasi kriminal atas insiden tersebut.