Kamis 06 Feb 2020 17:59 WIB

FoSSEI Kaji Lebih Dalam Ekonomi Berbasis Masjid

Ekonomi berbasis masjid menjadi salah satu fokus utama.

Rep: Lida Puspaningtyas/ Red: Muhammad Hafil
FoSSEI Kaji Lebih Dalam Ekonomi Berbasis Masjid. Foto: (ilustrasi) Masjid Jami Haji Amir Hasanuddin di Tenggarong, Kutai Kertanegara, Kaltim
Foto: tangkapan layar wikipedia
FoSSEI Kaji Lebih Dalam Ekonomi Berbasis Masjid. Foto: (ilustrasi) Masjid Jami Haji Amir Hasanuddin di Tenggarong, Kutai Kertanegara, Kaltim

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Forum Silaturahim Studi Ekonomi Islam (FoSSEI) sedang mengkaji peranan masjid dalam perekonomian syariah. Sebanyak 2.300 masjid di 34 provinsi menjadi objek riset para anggota yang terdiri dari mahasiswa.

Presidium Nasional FoSSEI, Boma Bromodipati menyampaikan ekonomi berbasis masjid menjadi salah satu fokus utama dalam kepengurusan tahun ini. Sejumlah program kerja yang disiapkan akan mengarah pada topik tersebut.

Baca Juga

"Salah satunya Temu Ilmiah Nasional (Temilnas) yang akan digelar pada April 2020 di Padang," katanya saat berkunjung ke Harian Republika, Kamis (6/2).

Temilnas merupakan program kerja FoSSEI yang bertujuan memperkuat wawasan ilmiah terkait ekonomi Islam. Dengan tema besar ekonomi berbasis masjid, diharapkan bisa melahirkan buah pemikiran yang dapat disampaikan pada masyarakat dan regulator.

Presidium Nasional FoSSEI, Adam Adhe Nugraha menambahkan riset terkait masjid sudah dilakukan sejak awal Januari 2020. Hingga saat ini sudah terkumpul data dari sekitar 1.500 masjid dari seluruh Indonesia.

Datanya cukup rigid, mulai dari kondisi fisik masjid, managemen, hingga kondisi keuangan. Adam mengatakan data dibuat sedetail mungkin dengan sekitar 300 informasi yang tertuang per masjidnya.

"Pada akhirnya kita ingin memberikan sumbangsih pemikiran dan data yang relevan terkait peranan masjid bisa sampai sejauh apa dalam pengembangan ekonomi syariah," katanya.

FoSSEI berkomitmen untuk ikut serta mengembangkan ekonomi syariah sesuai dengan posisi strategisnya sebagai mahasiswa. Adam menyampaikan industri juga membutuhkan kritik dan gagasan segar agar pengembangan menuju ke arah lebih baik.  

Temilnas 2020 memiliki sejumlah rangkaian acara. Mulai dari Olimpiade Ekonomi Islam, Rencana Bisnis, Sarasehan, Simposium, Lokakarya, Kaderisasi, Seminar Internasional, hingga Field Trip. Hasil dari riset akan didiskusikan dalam Temilnas dan hasil atau outputnya akan diserahkan pada stakeholder.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement