Kamis 13 Feb 2025 17:06 WIB

Ibnu Khaldun, Bapak Sosiologi dan Filsafat Sejarah

Para ilmuwan Eropa terkesan dengan karya dan kiprah Ibnu Khaldun.

ILUSTRASI Perangko bergambar Ibnu Khaldun. Pada masa hidupnya, perintis sosiologi modern itu pernah menyelamatkan masyarakat Damaskus dari ancaman anihilasi Timur Lenk
Foto: dok wordpress
ILUSTRASI Perangko bergambar Ibnu Khaldun. Pada masa hidupnya, perintis sosiologi modern itu pernah menyelamatkan masyarakat Damaskus dari ancaman anihilasi Timur Lenk

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ibnu Khaldun merupakan tokoh penting dalam peradaban Islam dari abad ke-14. Dalam dunia modern, dia bergelar macam-macam. Mulai dari Bapak Sosiologi, peletak dasar Filsafat Sejarah, perintis Ilmu Ekonomi, hingga penggagas teori politik.

Pemilik nama lengkap Abdul Rahman bin Khaldun itu lahir di Tunis pada 1332. Dia menulis banyak karya. Di antaranya adalah Kitab al-Ibar yang terdiri atas tujuh jilid. Jilid pertamanya bertajuk Muqaddimah yang di Dunia Barat juga dinamakan Prolegomena. Berikutnya, Ta’rif yakni semacam autobiografi Ibnu Khaldun.

Baca Juga

Nama Ibnu Khaldun mencuat secara global pada abad ke-17. Hal ini agaknya wajar. Sebab, semasa hidup Ibnu Khaldun, peradaban Islam sedang meredup, baik di Timur maupun Barat.

Sementara, orang-orang Eropa baru mengetahui karya-karyanya sejak abad ke-19. Para ilmuwan sosial Eropa begitu terkesan dengan pemikiran Ibnu Khaldun mengenai sosiologi yang mendahului zamannya, khususnya dalam Muqaddimah. Sebagai informasi, istilah sosiologi itu sendiri baru muncul pada abad ke-19 ketika digagas filsuf Prancis, Auguste Comte.

Keistimewaan Muqaddimah

Muqaddimah merupakan karya yang melejitkan nama Ibnu Khaldun dalam peta peradaban Islam. Buku ini dianggap sebagai uraian yang paling sistematis tentang seluk-beluk ilmu sosial. Lantaran itu, pembacanya dapat memahami secara mendalam situasi dunia Muslim dalam abad pertengahan.

Filsuf dan sejarawan Inggris, Arnold J Toynbee, mengagumi Muqaddimah sebagai karya paling luar biasa yang pernah ditulis dalam era kapanpun dan di manapun. Baginya, Ibnu Khaldun merupakan orang pertama yang memperlakukan sejarah sebagai sebuah ilmu, alih-alih narasi subjektif.

Adapun menurut Charles Issawi, Ibnu Khaldun adalah tokoh terawal yang menemukan dasar-dasar sosiologi. Khususnya, pemikiran bahwa fenomena sosial mematuhi suatu kaidah tertentu yang mesti dicari sosiolog.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by Republika Online (@republikaonline)

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement