REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Kelompok gerilya Al-Shabaab hari Senin mengancam akan membunuh seluruh anggota parlemen baru Somalia dan mengatakan, seorang wakil rakyat yang tewas pada akhir pekan di Mogadishu baru merupakan sasaran yang pertama.
"Pelenyapan Mustafa merupakan tindakan mujahidin yang bertekad membunuh seluruh anggota parlemen," kata seorang pejabat Al-Shabaab kepada AFP, dengan menambahkan bahwa kelompok itu akan "membunuh satu per satu" dari 274 anggota parlemen yang tersisa.
Mustafa, ayah mertua mantan Presiden Sharif Sheikh Ahmed, ditembak mati Sabtu setelah meninggalkan sebuah masjid di Mogadishu, anggota pertama yang menjadi sasaran sejak parlemen baru dipilih pada Agustus.
Serangan tersebut merupakan yang terakhir dari rangkaian kekerasan yang terjadi di ibu kota Somalia itu, dimana gerilyawan Al-Shabaab berjanji akan menggulingkan pemerintah.
Kamis (20/9), dua serangan bom bunuh diri oleh pendukung kelompok gerilya Al-Shabaab menewaskan sedikitnya 18 orang dan melukai belasan lain di Mogadishu.
Korban yang tewas mencakup tiga wartawan Somalia, dan sedikitnya empat rekan mereka cedera, kata kelompok hak asasi Wartawan Tanpa Perbatasan (RSF).
Serangan itu ditujukan pada Village Restaurant, sebuah rumah makan terkenal yang didirikan oleh orang Somalia yang baru kembali ke negara mereka dari Inggris. Rumah makan itu sering dikunjungi oleh kalangan berpengaruh Somalia dan warga asing yang tinggal di kota itu.
Restoran tersebut terletak di seberang Teater Nasional dan berjarak sekitar satu kilometer dari istana presiden.
Pada Rabu (12/9), Presiden baru Somalia Hassan Sheikh Mohamud selamat tanpa cedera setelah dua bom meledak di luar hotel tempat ia menemui delegasi Kenya yang sedang berkunjung, namun tiga prajurit tewas dalam pemboman itu, yang dilakukan oleh sejumlah penyerang bunuh diri.
Dalam insiden di Mogadishu yang tampaknya upaya pembunuhan terhadap presiden. Dua penyerang bom meledakkan diri mereka di pintu gerbang hotel itu dan orang ketiga ditembak oleh pasukan keamanan, ketika presiden baru itu sedang berbicara dengan wartawan di dalam hotel tersebut bersama Menteri Luar Negeri Kenya Sam Ongeri.