REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Para presiden negara Islam mengecam penghinaan terhadap umat Islam. Tuntutan itu disampaikan para pemimpin muslim saat Sidang Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), di New York, Amerika Serikat, Selasa (25/9) kemarin.
Presiden Republik Indonesia, Susilo Bambang Yudhoyono menyebut film 'Innocence of Muslims' adalah 'wajah buruk' lainnya dari penistaan agama. Sebagai negara dengan jumlah penduduk muslim terbesar di dunia, kata SBY, Indonesia mengecam adanya peluncuran film tersebut.
Di podium, SBY mengutip pernyataan Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia (HAM), "Setiap orang harus memperhatikan moralitas dan ketertiban umum."
Dalam kesempatan itu, SBY menyerukan perlunya sebuah instrumen internasional yang efektif mencegah hasutan bertindak kekerasan atas agama atau kepercayaan. "Karena itu kebebasan berekspresi tidaklah mutlak," tegas SBY seperti dinukil Alarabiya.
Kecaman serupa dilontarkan Presiden Pakistan, Asif Ali Zardari. Ia menyebut serangan yang diterima umat Islam dalam beberapa pekan terakhir adalah 'hasutan kebencian' terhadap umat muslim dunia. Karenanya, ia menuntut PBB segera bertindak.
"Masyarakat internasional tidak bisa hanya diam. Mereka harus mengkriminalkan tindakan itu. Karena, tindakan tersebut telah mengganggu upaya perdamaian dan keamanan dunia," kata Asif.
Asif menilai pelempar isu 'Islamophobia' telah menyalahgunakan kebebasan berekspresi sebagai dalih untuk membenarkan aksinya.
Di kesempatan terpisah Presiden Afghanistan, Hamid Karzai juga mengungkapkan hal yang sama. Karzai mengecam video anti-Islam dan kartun Nabi Muhammad SAW.
"Tindakan seperti itu tidak dapat dibenarkan sebagai kebebasan berbicara," tegas Karzai.
Karzai menilai ancaman Islamophobia adalah sebuah fenomena mengkhawatirkan karena akan mengancam perdamaian dunia.