REPUBLIKA.CO.ID, TOKYO -- Menteri Luar Negeri Jepang dan China akan mengadakan pembicaraan di sela-sela sidang Majelis Umum PBB di New York, Selasa (26/9), mengenai sengketa wilayah kedua negara.
Menteri Luar Negeri Jepang Koichiro Gemba dan koleganya Menteri Luar Negeri China Yang Jiechi akan melakukan pembicaraan bilateral pada Selasa sore waktu setempat, kata laporan Jiji Press dan Kantor Berita Kyodo dari sumber diplomat yang tidak disebutkan namanya.
Hubungan antara kedua negara memburuk akibat perselisihan kepemilikan pulau tak berpenghuni yang dikuasai Jepang di Laut China Timur. Jepang menyebut pulau itu Senkaku, sedangkan China menyebutnya Diaoyu.
Pertemuan kedua menteri itu diusulkan setelah pembicaraan serius di Beijing, Selasa, yang tidak menghasilkan kesepakatan rekonsilasi mengenai sengketa mereka.
Wakil Menteri Luar Negeri China Zhang Zhijun tidak akan mentoleransi segala aksi sepihak Jepang yang menganggu keadulatan China, seperti keterangan dari Kementerian Luar Negeri China.
"Jepang harus meninggalkan angan-angan semunya, melihat tindakan mereka yang keliru dan memperbaikinya dengan langkah-langkah yang pantas," katanya, berdasarkan keterangan dari pemerintah China setelah pembicaraan yang dihadiri Zhang Zhijun dan Wakil Menteri Luar Negeri Jepang Chikao Kawai. Sengketa yang berkepanjangan itu semakin memburuk, mengakibatkan demonstrasi di China.
Sejumlah perusahaan Jepang, termasuk Panasonic dan Honda terpaksa menghentikan produksinya sementara pada pekan lalu karena pemilik kedua perusahaan itu khawatir akan keselamatan pegawai dan asetnya.
Kapal Pemerintah China berlayar di perairan sekitar pulau sengketa beberapa hari terakhir, tapi tidak ada tanda-tanda mengenai kedatangan mereka, kata penjaga pantai Jepang.
Kapal penjaga pantai dan nelayan dari Taiwan, negara yang juga mengklaim pulau sengketa itu, memasuki perairan Jepang, Selasa, tapi mereka diperingatkan untuk kembali ke Taiwan.