REPUBLIKA.CO.ID, MAKKAH -- Perluasan Masjidil Haram yang dilakukan Kerajaan Arab Saudi berdampak langsung terhadap ketersediaan pemondokan bagi jamaah haji. Namun, Muasasah Asia Tenggara bertekad untuk meningkatkan pelayanan bagi jamaah haji Indonesia, dan negara-negara Asia Tenggara.
‘’Muasasah Asia Tenggara sebagai perpanjangan tangan Pemerintah Arab Saudi tetap berupaya memberi pelayanan terbaik bagi jamaah haji asal Indonesia, dan seluruh dunia,’’ ujar Ketua Muasasah Asia Tenggara, Zulhair bin Abdul Hamin Sedayu kepada wartawan, Sabtu (29/9) malam.
Saat ini, di sekitar masjid yang paling suci bagi umat Islam itu sedang gencar dilakukan pembongkaran gedung-gedung. ‘’Pada dasarnya perluasan Masjidil Haram itu bertujuan untuk meningkatkan pelayanan terhadap jamaah haji,’’ ungkapnya.
Dalam acara silaturahim antara petugas haji Indonesia dengan Muasasah Asia Tenggara di Grand Hotel Tayseer, Sabtu malam, Zulhair mengatakan, pihaknya telah menyiapkan pemondokan yang layak dan nyaman untuk ditempati jamaah haji selama tinggal di Tanah Suci, Makkah.
‘’Kami telah menyiapkan 108 maktab untuk pemondokan jamaah haji asal Asia Tenggara,’’ kata Zulhair. Indonesia menyewa 70 maktab dengan jumlah rumah mencapai 339 unit yang bisa menampung 198.272 jamaah. Pemondokan jamaah haji Indonesia tersebar di 11 sektor dan 14 wilayah.
Zulhair mengatakan, Muasasah Asia Tenggara siap menyambut kedatangan jamaah haji Indonesia, dan Asia Tenggara. ‘’Kami akan terus meningkatkan pelayanan terhadap jamaah haji Indonesia dan Asia Tenggara, ‘’ kata dia. Setiap tahun, kata dia, selalu terdapat penambahan layanan yang diberikan muasasah kepada jamaah haji.
Tahun lalu, kata dia, Muasasah Asia Tenggara menyediakan call center yang setiap tahun akan ditingkatkan terus untuk meningkatkan pelayanan bagi jamaah haji Indonesia. Pihaknya telah menggelar workshop utnuk meningkatkan layanan bagi para tamu Allah SWT, baik dalam bidang perumahan maupun transportasi.