Selasa 02 Oct 2012 16:52 WIB

Muslim Swaziland Mendamba Masjid (1)

Rep: Heri Ruslan/ Red: Chairul Akhmad
Pintu masuk ke Swaziland, perbatasan dengan Afrika Selatan.
Foto: galenfrysinger.com
Pintu masuk ke Swaziland, perbatasan dengan Afrika Selatan.

REPUBLIKA.CO.ID, Swaziland. Pernahkah Anda mendengar nama negara yang terletak di selatan Benua Afrika ini? Negara yang berbentuk ke rajaan ini memang kurang akrab terdengar di telinga.

Maklum saja, Kerajaan Swaziland adalah sebuah negara kecil yang tak berpantai dan letaknya terkurung di antara Afrika Selatan di sebelah barat dan Mozambik di bagian timur.

Jumlah warga negara Swaziland hanya sekitar 1 juta jiwa. Wilayah Swaziland membentang sekitar 200 kilometer dari utara ke selatan dan hanya berjarak 130 kilometer dari timur ke barat.

Populasi ke rajaan yang dipimpin oleh Raja Mswati III itu hanya separuh dari total penduduk sebuah kabupaten di Provinsi Jawa Barat.

Swaziland dikaruniai pemandangan alam yang beragam, dari pegunungan di sepanjang perbatasan Mozambik hingga sabana di sebelah timur dan hutan hujan di barat laut.

Beberapa sungai mengaliri negara ini, misalnya, Sungai Lusutfu. Swaziland beribukota Mbabane, inilah kota terbesar di negara itu dengan penduduk mencapai 50 ribu jiwa.

Kerajaan Swaziland terdiri atas empat distrik, yakni Hhohho, Lubombo, Manzini, dan Shishelweni. Mayoritas penduduk negara itu berasal dari suku Swazi. Selain itu, berasal dari suku Zulu, bangsa Eropa, dan pengungsi dari Mozambik. Bahasa Swati dan Inggris merupakan bahasa resmi negara itu. Kristen menjadi agama utama di kerajaan itu.

Menurut data pada islamicweb.com, Swaziland adalah rumah bagi 99.873 umat Muslim atau sekitar 10 persen dari total populasi. Data yang sama juga diungkapkan oleh Encyclopedia of the Nations.

Umat Islam, menurut Encyclopedia of the Nations yang berjumlah 10 persen dari populasi Swaziland, umumnya tinggal di wilayah perkotaan.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
اَلَمْ تَرَ اِلَى الَّذِيْ حَاۤجَّ اِبْرٰهٖمَ فِيْ رَبِّهٖٓ اَنْ اٰتٰىهُ اللّٰهُ الْمُلْكَ ۘ اِذْ قَالَ اِبْرٰهٖمُ رَبِّيَ الَّذِيْ يُحْيٖ وَيُمِيْتُۙ قَالَ اَنَا۠ اُحْيٖ وَاُمِيْتُ ۗ قَالَ اِبْرٰهٖمُ فَاِنَّ اللّٰهَ يَأْتِيْ بِالشَّمْسِ مِنَ الْمَشْرِقِ فَأْتِ بِهَا مِنَ الْمَغْرِبِ فَبُهِتَ الَّذِيْ كَفَرَ ۗوَاللّٰهُ لَا يَهْدِى الْقَوْمَ الظّٰلِمِيْنَۚ
Tidakkah kamu memperhatikan orang yang mendebat Ibrahim mengenai Tuhannya, karena Allah telah memberinya kerajaan (kekuasaan). Ketika Ibrahim berkata, “Tuhanku ialah Yang menghidupkan dan mematikan,” dia berkata, “Aku pun dapat menghidupkan dan mematikan.” Ibrahim berkata, “Allah menerbitkan matahari dari timur, maka terbitkanlah ia dari barat.” Maka bingunglah orang yang kafir itu. Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang zalim.

(QS. Al-Baqarah ayat 258)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement