REPUBLIKA.CO.ID, Asy-Syifa menikah dengan Abu Hatsmah bin Hudzaifah bin Adi. Ia dikarunia seorang anak bernama Sulaiman bin Abi Hatsmah.
Asy-Syifa dikenal sebagai guru membaca dan menulis sebelum datangnya Islam. Sehingga, ketika cahaya Islam singgah dikalbunya, ia tetap mendedikasikan dirinya untuk mengajar para Muslimah dengan mengharapkan ganjaran dan pahala dari Allah SWT.
Itulah yang membuatnya ditabalkan sebagai ‘guru wanita pertama dalam Islam’. Di antara wanita yang dididik oleh Asy-Syifa adalah Hafshah binti Umar bin Khatthab RA, yang tak lain adalah istri Rasulullah SAW.
Dalam sebuah hadis diriwayatkan bahwa Rasulullah SAW meminta kepada Asy-Syifa untuk mengajarkan Hafshah RA menulis dan sebagian Ruqyah (pengobatan dengan doa-doa).
Asy-Syifa berkata, “Suatu ketika Rasulullah SAW pernah datang menemuiku, saat aku berada di samping Hafshah. Lalu beliau bersabda, ''Mengapa tidak engkau ajarkan kepadanya (Hafshah) ruqyah sebagaimana engkau mengajarkan kepadanya menulis.” (HR Abu Daud).
Sebelum ajaran Islam datang, Asy-Syifa memang dikenal sebagai ahli ruqyah di masa Jahiliyah. Ketika ia memeluk Islam dan berhijrah dia berkata kepada Rasulullah SAW, “Aku adalah ahli ruqyah di masa Jahliliyah dan aku ingin memperlihatkannya kepada Anda.”
Lalu Nabi SAW bersabda, “Perlihatkanlah kepadaku!”
Asy-Syifa berkata, “Maka, aku perlihatkan cara meruqyah kepada beliau yakni meruqyah penyakit bisul.”
Kemudian, Rasulullah SAW bersabda, “Obatilah dengan ruqyah, dan ajarkanlah hal itu kepada Hafshah!”
Salah satu doa yang diajarkan Rasulullah saat melakukan ruqyah adalah: “Ya Allah Tuhan manusia, Yang Mahamenghilangkan penyakit, sembuhkanlah, karena Engkau Mahapenyembuh, tiada yang dapat menyembuhkan selain Engkau, sembuh yang tidak terjangkiti penyakit lagi.” (HR Abu Daud).