REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Ketua Komisi I DPR, Mahfudz Siddiq menyatakan, memasuki hari lahir ke-67, Tentara Nasional Indonesia (TNI) menghadapi tiga agenda besar.
Pertama, memastikan modernisasi alat utama sistem persenjataan (alutsista) dalam tiga tahap rencana strategis (renstra). Ini untuk mencapai target minimun essential force pada 2025 dapat berjalan lancar dan tepat.
''Sehingga tercapai postur pertahanan yang mampu menjaga NKRI dan efek deterrence (pencegahan-red) yang kuat,'' kata Mahfudz melalui pesan singkat, Jumat (5/10).
Kedua, jelasnya, peningkatan standar profesionalisme dan kesejahteraan prajurit TNI. Termasuk juga sarana dan prasarana pendukungnya. Ketiga, menjadi motor dalam pengembangan dan pemberdayaan industri pertahanan nasional. Sehingga di akhir renstra tahap III pada 2025, Indonesia telah mampu meraih kemandirian alutsista.
DPR, ujar dia dalam hal ini Komisi I mendukung penuh tiga agenda untuk TNI tersebut. Antara lain tercermin dengan pembentukan panitia kerja (panja) alutsista, panja kesejahteraan dan sarpras TNI. Serta dengan melahirkan Undang-Undang Industri Pertahanan.
Tak hanya itu, kebijakan politik pemerintahan saat ini yang telah memberi porsi perhatian lebih besar terhadap sektor pertahanan pun diharapkan bisa tetap dilanjutkan oleh pemerintahan pasca-2014.
''Kuatnya TNI akan mampu menaikkan posisi dan peran Indonesia di kawasan dan kancah internasional. Serta, kemajuan industri pertahanan nasional juga akan berkontribusi besar bagi penguatan ekonomi nasional,'' papar politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) tersebut.