REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Perdana Menteri Irak Nuri al-Maliki, yang sedang berkunjung, mengatakan di Moskow, Senin (8/10), Irak takkan memihak dalam krisis Suriah -- yang situasinya tengah meningkat.
Meskipun mempertahankan hubungan erat dengan Rusia, Liga Arab dan mantan utusan khusus PBB-Liga Arab untuk Suriah Kofi Annan, Baghdad tak mendukung pemerintah Suriah maupun kelompok oposisi, kata al-Maliki kepada media setempat.
Malah, Irak mendukung "berbagai upaya yang ditujukan untuk menyelesaikan masalah secara damai, tapi tidak memihak pemerintah, yang berhadapan dengan rakyat", kata al-Maliki sebagaimana dikutip Interfax.
Sementara itu, Irak menentang campur tangan militer asing dalam urusan dalam negeri Suriah, kata Perdana Menteri tersebut sebagaimana dilaporkan Xinhua -- yang dipantau di Jakarta, Selasa. Ia menambahkan ia khawatir krisis dapat menyebar ke seluruh wilayah tersebut.
Di dalam pidato yang disampaikan di Kementerian Luar Negeri Rusia, al-Maliki juga menyampaikan kesediaan untuk memperkuat hubungan militer dan ekonomi dengan Rusia.
Al-Maliki tiba di Rusia pada Senin (8.10) untuk kunjungan kerja atas undangan Presiden Rusia Vladimir Putin, demikian laporan layanan pers Kremlin.
Putin dan al-Maliki dijadwalkan bertemu pada Rabu (10/10) guna membahas peningkatan lebih lanjut kerja sama bilateral di bidang politik, perdagangan dan ekonomi serta kemanusiaan, kata Kremlin.