REPUBLIKA.CO.ID, VIRGINIA -- Calon Presiden Amerika Serikat, Mitt Romney menjanjikan Amerika Serikat sebagai negara yang bersahabat dan dapat memberikan perlindungan serta kesejahteraan bagi negara manapun yang menginginkan pertemanan.
Hanya saja, tegas dia, AS tidak dapat mengedepankan harapan-harapan perdamaian tanpa dibarengi dengan tindakan yang konkret sebagai pemimpin dunia. Romney mempertanyakan gembar-gembor perdamaian AS yang dikampanyekan Barack Obama di Timur Tengah.
Kampanye perdamaian itu, ujar dia, hanya menumpulkan pengaruh AS. Ia memberikan bukti ketidakmampuan Gedung Putih menghentikan program nuklir Iran, dan keterlibatan Teheran dalam perbantuan kepada Suriah.
Kelemahan Obama, lanjut Romney, juga tampak dalam persoalan di Suriah. Ia berjanji akan menemukan resolusi konflik yang baik, dengan memberikan fasilitas persenjataan yang dibutuh kelompok pemberontak untuk menjatuhkan tirani Bashar al-Assad. (baca: 'Obama Bawa Dunia di Ujung Tanduk').
"Demi perdamaian kita harus membuat ketegasan ke Iran melalui tindakan bukan hanya kata-kata. Mereka (Iran) tidak akan ditoleransi." kata dia seperti dikutip The Wall Street Journal, Senin (8/10).
Rangkain pernyataan Romney kali ini adalah terkeras yang dilontarkan selama masa kampanye menuju pemilihan presiden November mendatang. Persoalan luar negeri, keamanan, dan terorisme menjadi tema dalam debat kandidat putaran kedua pekan depan. (baca: Romney akan Pulihkan Kemesraan AS-Israel).