Rabu 10 Oct 2012 10:11 WIB

Waspadai Perang Non-Militer

Rep: Andi Nur Aminah/ Red: Hafidz Muftisany
Staf ahli Menteri Pertahanan RI, Susanto Zuhdi
Foto: ui.ac.id
Staf ahli Menteri Pertahanan RI, Susanto Zuhdi

REPUBLIKA.CO.ID, JAMBI -- Staf ahli Menteri Pertahanan RI, Susanto Zuhdi mengatakan, saat ini perlu mewaspadai perang non-militer. Ancaman perang saat ini, menurutnya, memiliki dimensi yang semakin luas.

''Ancaman itu tidak lagi bersifat militer saja. Dimensinya semakin luas, ke masalah  politik, sosial, ekonomi, bahkan sosial budaya. Ini mengkhawatirkan,'' ujar Susanto di acara Dialog Kesejarahan, Lawatan Sejarah Nasional (Lasernas) X yang berlangsung di Jambi 8-12 Oktober 2012.

Dia mengatakan, perang saat ini dimaknai tidak lagi secara fisik. Namun perang kini adalah bagaimana agar bisa mempengaruhi orang lain untuk mengikuti kita. Salah satu yang menggempur generasi muda menurutnya adalah perang budaya. Pola pikir generasi muda saat ini semakin berubah mengikuti budaya luar.

''Kita seolah-olah tidak punya jatidiri, tidak punya nilai-nilai luhur, identitas. Padahal kita harus punya karakter. Kenapa mesti kita harus berpaling ke Barat atau ke luar. Sekarang ini demam Korea menimpa anak muda kita,'' ujarnya.

Guru besar UI ini mengatakan, introspeksi  harus dilakukan untuk menggali kekuatan apa yang dimiliki bangsa ini. Menurutnya, pendidikan sejarah bisa menjadi potensi untuk menyatukan kembali nilai-nilai luhur bangsa.

''Coba saja, mau bicara persatuan, toleransai, solidaritas, dan sebagainya, semuanya ada di sejarah bangsa,'' kata Susanto.

Karenanya, Susanto menaruh harapan besar pada generasi muda yang mengikuti Lasenas X saat ini.  Menurutnya, acara yang digelar Dirrjen Kebudayaan Kemendikbud ini, sangat potensial untuk  menciptakan generasi yang paham nilai-nilai sejarah bangsa.

''Kalau setiap tahun digelar katakanlah diikuti 100 peserta, berarti sudah ada 1000 generasi muda yang pernah ikut. Mungkin sekarang sudah ada yang jadi dokter, insinyur dan lain-lain. Dan lawatan seperti ini akan lebih melekat dalam ingatan mereka,'' ujarnya.

Lasenas X, berlangsung di Jambi hingga 12 Oktober mendatang. Lawatan diikuti oleh 60 siswa SMA sederajat dari seluruh provinsi serta 40 orang dari Jambi. Selain itu juga 30 pendamping yang merupakan guru-guru dari berbagai provinsi juga.

Lawatan sejarah dilakukan dengan mengunjungi tempat-tempat bersejarah di provinsi Jambi, di antaranya Situs Candi Muara Jambi, Museum Negeri Jambi, Museum Perjuangan Rakyat Jambi, mengunjungi peninggalan Belanda di Muara Tembesi, berunjung ke makam Sultan Thaha di Tebo, serta dialog kesejarahan tentang Jambi dan pahlawan-pahlawannya.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement