REPUBLIKA.CO.ID, PBB -- Sekjen PBB, Ban Ki-moon pada Selasa (9/10) waktu setempat menyerukan penghentian segera pertumpahan darah di Suriah dan mengatakan negara itu telah menjadi tempat berkembang biak "aksi-aksi teror dan kejahatan."
Sekjen PBB itu "mengutuk keras" serangan-serangan bom yang membunuh puluhan orang di Damaskus Senin malam, kata juru bicara Martin Nesirky dalam satu pernyataan.
Sekjen sangat prihatin aksi kekerasan yang meningkat di Suriah akan menjadi tempat yang subur bagi terorisme dan tindak kejahatan dalam segala bentuknya. Semua aksi kekerasan harus dihentikan," kata pernyataan itu.
Ban juga mengulangi seruannya bagi penyelesaian politik atas aksi kekerasan hampir 19 bulan yang melanda Suriah hampir 19 bulan yang menewaskan lebih dari 32.000 orang, mendesak semua pihak berusaha melakukan dialog politik dengan utusan internasional Lakhdar Brahimi.
Ban mengeluarkan pernyataannya setelah kelompok hak asasi manusia Observatorium Hak Asasi manusia Suriah mengatakan dua ledakan bom menghantam satu kompleks angkatan udara dekat Damaskus.
Kelompok itu mengatakan "puluhan orang" tewas akibat ledakan-ledakan itu dan nasib "ratusan tahanan" yang ditahan di lantai dasar gedung itu tidak diketahui.
Ban menyatakan cemas atas nasib para tahanan. "Sekjen itu menegaskan bahwa tidak ada alasan yang dapat dibenarkan serangan-serangan teroris, kapanpun dan dimanapun dan siapapun yang melakukannya," kata Nessirky menambahkan aksi kekerasaan yang terus dilakukan hanya akan membawa rakyat lebih menderita dan hancur."