Kamis 11 Oct 2012 17:30 WIB

Molly Carlson, Berawal dari Sebuah Novel (2)

Rep: Fitria Andayani/ Red: Chairul Akhmad
Molly Carlson.
Foto: islamwomen.org
Molly Carlson.

REPUBLIKA.CO.ID, Dalam mimpi itu, Molly sadar bahwa apa yang dilakukannya salah.

Seyogianya dia tidak berada di ruangan tersebut. Seharusnya dia bergabung dengan para perempuan di ruangan sebelahnya.

Dalam mimpi itu pula dia menyadari keberadaan sebuah kekuatan besar yang kemudian dipahaminya sebagai sosok Tuhan.

Molly merasa, Tuhan kecewa kepadanya karena berada di ruangan tersebut. Entah mengapa, mengetahui hal tersebut, Molly merasa sangat sedih. Mimpi tersebut membuat Molly kecil semakin bertanya-tanya.

Di lain waktu, mimpi lain menyerbunya. Saat itu, Molly telah cukup dewasa untuk membuat keputusan atas dirinya. Dalam mimpi tersebut, Molly melihat seorang perempuan berdiri di sebelahnya.

Perempuan itu lagi-lagi menggunakan kain hitam yang menutupi tubuhnya dari kepala hingga ujung kaki, seperti seorang ninja. Molly hanya bisa melihat mata perempuan itu.

Dia pun merasa takut melihat sosok tersebut. Namun, dia memberanikan diri untuk mendekat kepada perempuan tersebut. Molly melihat mata perempuan tersebut lebih saksama. Dia terkejut ketika mengetahui bahwa perempuan yang berada di depannya itu adalah dirinya sendiri.

“Saya bisa tahu dari mata itu. Itu mata saya. Kami seperti cermin. Sejenak saya berpikir bahwa mimpi tersebut adalah masa depan saya kelak,” ujarnya.

Kejadian demi kejadian tak lantas membuatnya menyeberang batas keyakinan untuk menjadi orang Islam. Eksplorasinya tentang Islam yang lebih mendalam baru dilakukan setelah peristiwa 9/11 lebih satu dekade silam.

Saat itu, Molly sedang menempuh semester pertama kuliahnya. Usianya menginjak 18 tahun. Ketika peristiwa runtuhnya menara WTC di New York terjadi, Molly memiliki sejumlah teman dekat yang beragama Islam.

Namun, selama ini pertemanan mereka tidak banyak menyinggung soal agama. “Kami tidak membahas agama setiap kali bertemu. Mereka tidak pernah mempertanyakan keyakinan saya dan tidak pernah memaksakan keyakinan mereka kepada saya,” katanya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement