Kamis 11 Oct 2012 21:44 WIB

Keluarga Bakrie Ceraikan Bumi Plc

Rep: Mutia Ramadhani/ Red: Hafidz Muftisany
Bakrie Tower
Foto: REUTERS/Enny Nuraheni
Bakrie Tower

REPUBLIKA.CO.ID, SINGAPURA - Perusahaan batubara Indonesia yang sahamnya berbasis di London, Bumi Plc, menerima usulan PT Bakrie and Brothers Tbk (BNBR) dalam pertemuan direksi di Singapura pekan ini. Usulan tersebut terkait pertukaran saham secara afiliasi dengan PT Bumi Resources Tbk (BUMI).

Dengan adanya penukaran saham tersebut, maka kepemilikan saham keluarga Bakrie di Bumi Plc akan habis. Bumi Plc adalah perusahaan patungan yang didirikan oleh Nathaniel Rothschild bersama Bakrie Group. Rotschild memiliki 29 persen saham di Bumi Resources.

Manajemen Bumi Plc menyatakan Bakrie Group dan Long Haul Holdings Ltd, keduanya merupakan pemegang saham di Bumi Plc, menawarkan penukaran 23,8 persen saham di Bumi Plc untuk 10,3 persen saham Bumi Resources.

"Bakrie Group juga telah membuat proposal bersyarat untuk membeli kembali 18,9 persen saham mereka yang tersisa di Bumi Resources, secara tunai," kata perwakilan Bumi Plc, Nick von Schirnding, di Singapura, Kamis (11/10).

Pembelian sisa saham itu akan dilakukan sebelum perayaan Natal tahun ini. Dewan direksi Bumi Plc akan mempertimbangkan penawaran penukaran saham tersebut dan membuatkan rekomendasi kepada seluruh pemegang saham. Bakrie Group juga mengajukan proposal bersyarat lainnya untuk membuat penawaran tunai bagi 84,7 persen saham Bumi Plc yang terdapat di PT Berau Coal Energy Tbk (BRAU) enam bulan ke depan.

Direktur Bumi Resources, Dileep Srivastava, mengatakan rencana perpisahan perusahaannya dari perusahaan induk merupakan jalan terbaik. "Ini perkembangan positif sepanjang putusannya win-win solution," katanya seperti dikuti dari Reuters.

Berikutnya, kata Dileep, perusahaannya akan berfokus pada peningkatan operasional produksi batubara agar mencapai 100 juta ton pada 2014 mendatang. Nilai intrinsik perusahaan akan semakin terbuka karena Bumi Resources dapat menguangkan aset secepatnya dengan harga yang wajar, dan melakukan efisiensi melalui pemotongan biaya dan bunga.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement