Rabu 17 Oct 2012 19:36 WIB

Pertamina Diminta Setop Investasi di Australia

Rep: Sefti Oktarianisa/ Red: Ajeng Ritzki Pitakasari
Pertamina
Foto: Antara/Widodo S Jusuf
Pertamina

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--DPR RI meminta Pertamina menghentikan investasi di Blok Basker Manta Gummy (BMG)  Australia. "Kalau tidak menguntungkan di stop saja," tegas Komisi VII DPR RI Satya W Yudha , Rabu (17/120).

Ia mengatakan terlalu berisiko jika BUMN itu terus menanamkan modalnya di blok tersebut. "Kalau misalnya ada kerugian yang didera Pertamina, kan bisa jadi kerugian negara," jelasnya.

Bila merugi, maka setoran dividen pun menjadi berkurang. Sehingga kata dia, lebih baik Pertamina mundur dari blok tersebut agar akuntabilitasnya bisa dipertanggungjawabkan.

"Tapi sebenarnya masalah ini ada di setiap investasi di sektor hulu," tegasnya.  Meski lapangan tersebut merupakan lapangan produksi tetap ada pengembangan eksplorasi yang harus dilakukan Pertamina bersama rekan.

Hal senada juga diutarakan Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Dahlan Iskan. Ia bakal memerintahkan Pertamina untuk menyetop investasinya di blok yang diakuisisi 2009 lalu ini.

"Itu tidak feasible, ya harus di stop," katanya. Namun, ia tak bisa menyalahkan Pertamina karena bisnis eksplorasi migas memang banyak risiko termasuk kegagalan investasi.

"Lagipula sebenarnya proses pengkajian investasi sebenarnya juga sudah mereka lakukan," ujarnya lagi.  Ia menuturkan investasi ini juga sebenarnya tak hanya melibatkan Pertamina sendiri tapi juga beberapa perusahaan besar lainnya.

Sementara itu,  saat ditemui Republika, Direktur Hulu Pertamina M Husen mengatakan masih mengevaluasi investasi di BMG. "Kita lagi review," ujarnya.

Ia menuturkan tim sudah diturunkan ke Australian. "Mau dilanjutkan atau enggak kita tunggu sebulan ini," tegasnya.Pertamina memiliki 10 persen saham, di Lapangan BMG Australia yang terletak di lepas Pantai Gippsland Basin, Australia selatan. 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement