REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum PAN, Hatta Rajasa, menargetkan korupsi dapat terus menerus dibasmi hingga akhirnya habis dari muka bumi ini. Target ini dimulainya pertama kali dari internal PAN sendiri dalam meningkatkan kualitas kader-kadernya.

"Saat ini tidak ada mahar atau pembayaran di muka bagi calon gubernur atau bupati yang akan didukung PAN," jelas Ketua Umum DPP Garda Muda Nasional, Kuntum Khairu Basa, kepada Republika, Kamis (18/10). Apabila nanti terpilih, yang bersangkutan tidak akan melakukan mark-up anggaran yang dilarikan ke kantong pribadi.

Kepala daerah yang tidak mengeluarkan uang sehingga dipilih rakyat menurutnya masih ada. Orang seperti ini memiliki popularitas dan elektabilitas tinggi sehingga kepercayaan publik kepada mereka selalu ada. Kuntum menilai orang seperti ini dipilih dan disenangi rakyat bukan karena nyawer uang, tapi memang dicintai rakyat.

Sementara pemimpin yang sejak awal pencalonan sudah mengeluarkan uang kepada parpol maka dipastikannya melakukan korupsi. "Banyak dari mereka tersangkut dan akhirnya dijebloskan kedalam hotel prodeo," jelas Kuntum.

Hatta, menurut Kuntum, sebagai Bapak Reformasi Jilid II secara tegas mengatakan tidak boleh memungut sepeserpun dari para calon. "Siapapun kader yang kedapatan melakukan hal tersebut maka akan ditindak dan dipecat. Saat ini sudah ada tiga Ketua DPD PAN yang dipecat karena melakukan hal tersebut," jelas Kuntum.  Langkah ini menurutnya sebuah terobosan yang patut diapresiasi dan patut ditiru oleh partai lain.

Korupsi yang telah berurat dan berakar harus diputus dari akarnya. Salah satu letak akar tersebut ada di parpol. "Kami ingin menjadi parpol yang jauh dari korupsi," katanya.

Ikuti Whatsapp Channel Republika