Jumat 19 Oct 2012 14:21 WIB

Kloter Terakhir Jakarta Berangkatkan 413 Jamaah

Rep: Alicia Saqina/ Red: Hafidz Muftisany
Puluhan pengantar haji rela saling berhimpitan untuk dapat bertemu sanaknya di Asrama haji Pondok Gede, Jakarta Timur (ilustrasi).
Foto: Republika/Rakhmawaty
Puluhan pengantar haji rela saling berhimpitan untuk dapat bertemu sanaknya di Asrama haji Pondok Gede, Jakarta Timur (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Musim haji tahun 2012, Embarkasi Jakarta menambahkan satu kelompok terbang (kloter) sebagai kloter atau pemberangkatan terakhir jamaah haji, dari Asrama Haji Pondok Gede, Jakarta.

Kloter terakhir ini merupakan kloter gabungan, yang di dalamnya memberangkatkan rombongan calon jamaah haji (CJH) asal beberapa provinsi.

Data yang didapatkan dari Sistem Komputerisasi Haji Terpadu (Siskohat) Embarkasi Jakarta, mencatat, jumlah jamaah yang terdaftar sementara di dalam kloter 50 yaitu 413 orang.

Kepala Bidang Penerimaan Jamaah Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Embarkasi Jakarta, Aswad, mengatakan, jumlah tersebut belum lah merupakan jumlah pasti. Umumnya, kapasitas jamaah secara penuh dalam satu penerbangan ialah 455 orang.

''Di dalamnya kan masih terdapat seat yang kosong,'' tuturnya kepada Republika, Jumat (19/10), saat ditemui di Asrama Haji Jakarta.

Aswad menjelaskan, alasan belum dapat dipastikannya sebanyak 413 CJH di kloter 50 tersebut, sebab adanya tambahan CJH yang masuk ke dalam kloter, masih sangat dimungkinkan.

Para CJH yang dimungkinkan akan bergabung di dalamnya ini ialah CJH yang mengalami pembatalan pada pemberangkatan sebelumnya, sesuai dengan jadwal pemberangkatan kloter masing-masing. Namun karena satu dan lain hal, batal berangkat. ''Umumnya karena sakit. Berdasarkan keterangan dari dokter, jamaah yang bersangkutan harus ditunda dulu keberangkatannya,'' papar dia.

Berdasarkan data Uzur dari Sie Uzur Embarkasi Jakarta, mencatat, masih terdapat beberapa CJH yang mengalami pembatalan di kloternya masing-masing, yang saat ini masih dalam perawatan di rumah sakit.

''Dan selama kloter terakhir belum berangkat, belum bisa dipastikan pula mereka (jamaah yang dirawat) berarti batal berangkat,'' jelas Aswad.

Mengenai jamaah yang masih dalam perawatan ini pun, tentunya tetap menunggu kepastian dokter atau pihak rumah sakit, apakah pasien dapat berangkat ke Tanah Suci atau tetap dirawat.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement