Jumat 19 Oct 2012 20:45 WIB

Jejak-jejak Sejarah Islam di Bali (2)

Rep: Fitria Andayani/ Red: Chairul Akhmad
Salah satu Alquran kuno yang terdapat di Masjid Agung Jami Singaraja, Bali.
Foto: Republika/Ahmad Baraas
Salah satu Alquran kuno yang terdapat di Masjid Agung Jami Singaraja, Bali.

REPUBLIKA.CO.ID, Kampung-kampung Islam tersebut juga menyimpan banyak peninggalan Islam. Di kampung Kusamba, Kabupaten Klungkung, misalnya, tersimpan Alquran kuno.

Alquran ini diakui telah berusia hampir 400 tahun. Alquran tertua tersebut ditulis tangan oleh ulama besar asal Bugis.

Konon, Alquran yang ditemukan di Kusamba merupakan salah satu Alquran kembar tiga yang dibuat dalam kurun waktu berbeda oleh ulama yang sama.

Kini, Alquran tersebut tersimpan di Kantor Kepala Desa Kusamba, Klungkung, meski kondisi fisiknya memprihatinkan.

Selain Alquran kembar tiga, eksistensi Islam di Bali juga dibuktikan dari adanya beberapa mushaf Alquran tulisan tangan. Salah satu mushaf tersebut ditulis oleh seorang kerabat Raja Panji Sakti VI, I Gusti Ngurah Ketut Jelantik Celagi, yang memeluk agama Islam pada 1820.

Mushaf tersebut dibuatnya ketika prahara mendera Puri Buleleng yang membuat Ketut Celagi terpaksa menyingkir ke sebuah masjid. Dia diterima dengan tangan terbuka oleh seorang imam bernama Haji Muhammad Yusuf Saleh. Konon, setiap orang yang menimba ilmu agama Islam kepada imam tersebut diwajibkan menulis Alquran sebagai ujian akhir.

Ketut Celagi menggunakan kertas yang didatangkan dari Eropa untuk menulis Alquran ini. Selain itu, dia menulis ayat-ayat Alquran dengan menggunakan bahan pewarna alami dari dedaunan lokal.

Hiasan Alquran juga menggunakan ornamen-ornamen khas Bali. Hingga kini, Alquran kuno ini tersimpan rapi di Masjid Agung Jami, Jalan Imam Bonjol, Singaraja.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement