Sabtu 20 Oct 2012 16:23 WIB

Bom Beirut, Pengalihan Konflik Suriah?

Rep: Adi Wicaksono/ Red: Dewi Mardiani
 Tentara dan petugas penyelamat Lebanon beserta warga berkumpul di dekat lokasi pengeboman yang menewaskan delapan orang yang satu diantaranya adalah Kepala Departemen Penerangan Pasukan Keamanan Dalam Negeri Lebanon, Wissam El Hassan, Jumat (19/10).
Foto: AP Photo
Tentara dan petugas penyelamat Lebanon beserta warga berkumpul di dekat lokasi pengeboman yang menewaskan delapan orang yang satu diantaranya adalah Kepala Departemen Penerangan Pasukan Keamanan Dalam Negeri Lebanon, Wissam El Hassan, Jumat (19/10).

REPUBLIKA.CO.ID, BEIRUT -- Belum ada pihak yang secara resmi mengaku bertanggung jawab atas tindak terorisme bom Beirut yang menewaskan delapan orang. Namun kebanyakan kalangan menilai bom tersebut merupakan upaya untuk menyeret konflik Suriah ke Lebanon.

Kubu oposisi Lebanon pimpinan Saad Hariri secara terbuka menuding rezim Presiden Bashar Al Assad di Suriah bertanggung jawab atas insiden yang menewaskan Kepala Intelijen Lebanon, Wissah Al Hassan itu.

Tudingan serupa juga dilontarkan pimpinan gerakan Druze Lebanon, Walid Jumblatt."Kami menuntut Bashar Al Assad terkait pembunuhan Wissam Al Hassan, sang penjaga keamanan rakyat Lebanon," kata Hariri seperti dilansir AP.

Saat ditanya siapa yang bertanggung jawab atas insiden tersebut, ia kembali menegaskan, "Bashar Hafez Al Assad." Tudingan Hariri ini didasarkan pada rekam jejak Al Hassan yang pernah menggagalkan upaya aksi terorisme yang ditengarai diketahui diotaki oleh rezim Suriah.

Al Hassan pernah melakukan investigasi terhadap rencana pemboman yang berakhir pada ditangkapnya mantan Menteri Informasi Michel Samaha yang ditengarai sebagai kaki tangan Assad di Lebanon. Samaha akhirnya ditangkap pada 9 Agustus lalu.

Pengadilan militer kemudian mengadili Samaha bersama pejabat militer Suriah, Brigjen Ali Mamlouk atas rencana pemboman itu. Mamlouk yang saat ini ditunjuk Assad sebagai Kepala Kantor Keamanan Nasional Suriah itu divonis oleh pengadilan mititer Lebanon secara in absentia.

Di pihak lain, sejumlah analis mengaitkan bom Beirut dengan Israel. Komentator politik dari Barkeley, Ralph Schoenman menuding insiden tersebut merupakan bagian dari operasi intelijen Israel, Mossad. "Insiden itu ditujukan untuk menggiring Lebanon kepada perang sipil. Itu adalah operasi klasik dari Mossad," kata dia kepada Press TV.S

eperti diketahui, faksi militer yang berbasis di Lebanon, Hizbullah merupakan salah satu musuh utama Israel. Kedua kubu pernah terlibat perang tahun 2006 lalu. Schoenman mengatakan, belakangan ini Al Hassan diketahui tengah melakukan investigasi tentang jaringan mata-mata Israel di Lebanon. Al Hassan disebut telah berhasil mengungkap jaringan tersebut belum lama ini.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement