REPUBLIKA.CO.ID,POSO--Kepolisian hingga Senin sore sudah memeriksa empat saksi terkait ledakan di Poslantas, Bundaran Smaker, Kasintufu, Poso, Sulawesi Tengah.
"Polisi sudah memeriksa empat saksi terkait ledakan yang melukai satu polisi dan satu anggota satuan pengamanan (Satpam) tersebut," kata Kepala Biro (Karo) Penerangan Masyarakat (Penmas) Polri Brigjen Pol Boy Rafli Amar di Mabes Polri Jakarta, Senin.
Boy menjelaskan empat saksi tersebut terdiri dari dua orang warga sipil dan dua orang korban yaitu Briptu Rusliadi dan anggota Satuan Pengamanan (Satpam) BRI Muh. Akbar.
Kepolisian masih mendalami hasil pemeriksaan saksi dengan bukti-bukti yang ditemukan di lapangan, kata Boy.
Dalam olah TKP ditemukan telepon genggam yang diduga menjadi detonator untuk meledakan bom. "Kami menemukan telepon genggam yang kami duga kuat untuk membuat ledakan itu menjadi dua kali," kata Boy.
Boy mengatakan Polres Poso masih terus berupaya mencari bukti-bukti dan melihat indikasi apakah kejadian ini terkait dengan aksi teror yang beberapa waktu lalu terjadi di Poso.
Namun, Boy membenarkan ada kemiripan modus dimana bom yang digunakan menggunakan detonator sebuah telepon genggam. "Ada kemiripan dengan bom-bom yang dulu terjadi di Poso," katanya.
Sebelumnya, pada Senin pagi pukul 06.15 WITA, bom meledak dua kali di Pos Lantas Jalan Yos Sudarso, Bundaran Smaker, Kasintufu, Poso Kota, Poso, Sulawesi Tengah yang berjarak sekitar 100 meter dari Rumah Dinas Bupati Poso.
Dua orang menjadi korban yaitu Briptu Rusliadi dan Muh. Akbar yang terkena serpihan bom ketika menghampiri pos tersebut setelah ledakan pertama.
"Briptu Rusliadi luka di bagian telapak tangan kanan dan pantat, sedangkan Muh Akbar luka di bagian lengan seblah kanan dan paha sebelah kanan," kata Boy Rafli Amar.