REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN -- Jurubicara Kementerian Luar Negeri Iran, Ramin Mehmanparast mengatakan, saat ini Teheran tidak mempertimbangkan perubahan sikap terkait hubungan diplomatik dengan Inggris. Ia juga menambahkan, rakyat Iran tidak tertarik menjalin hubungan dengan bangsa yang bermusuhan.
Hal itu dikatakan dia ketika menjawab pertanyaan wartawan terkait masa depan hubungan Teheran-London setelah Inggris menutup kedutaan besarnya, dan menarik semua staf diplomatiknya dari Tehran pada tahun lalu, Ahad (28/10) di Teheran, seperti dilaporkan Press TV.
"Inggris telah menetapkan status pemutusan hubungan diplomatik, dan Iran tidak berencana untuk membuat perubahan tersebut. Perilaku bermusuhan pemerintah Inggris, tidak memberikan kenangan baik pada bangsa kita. Sejauh ini, kami tidak berrencana khusus untuk mengubah status hubungan dengan Inggris," tuturnya lagi.
"Hubungan dengan negara-negara lain akan bermanfaat, ketika mereka tidak terperosok dalam permusuhan," ujarnya menjawab aksi dari segelintir masyarakat yang tidak senang dengan situasi saat ini, seperti kondisi ekonomi Iran.
Sebelumnya, London membuat hubungan diplomatik pada tingkat terendah, sejak Inggris menutup kedutaan besarnya di Iran. Inggris mengklaim penutupan itu karena adanya penyerbuan ke kedutaannya di Teheran oleh sekelompok demonstran, yang tidak terkait dengan pemerintah Iran.
Dalam beberapa berita, sebalumnya, kedutaan besar Iran di London juga diserang beberapa kali sebelum terjadi insiden kedutaan Inggris, termasuk bom api pada 2008, serangan preman pada 2009 dan sekelompok anarkis pada Mei 2010. Sementara polisi Inggris membiarkan serangan itu dan tidak melindungi misi diplomatik Iran.
Pada 1980, enam pria bersenjata yang berafiliasi dengan kelompok teroris anti-Iran menyerbu gedung kedutaan besar Iran di South Kensington, London, menyandera 26 orang - sebagian besar staf kedutaan - dan disekap dari 30 April hingga 5 Mei.
Penyerbuan kedutaan itu mengakibatkan kematian dua sandera termasuk seorang diplomat. Mehmanparast lebih lanjut mengatakan, pengusiran diplomat Iran oleh Inggris, November lalu bukanlah tindakan yang bijaksana.