REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pimpinan dan fungsionaris 18 partai politik yang dinyatakan tidak lolos verifikasi administrasi kembali menggeruduk kantor Komisi Pemilihan Umum (KPU), Jalan Imam Bonjol nomor 29, Jakarta Pusat, Jumat (2/11) sore.
Mereka kembali mengamuk di lantai 2 Gedung KPU lantaran komisioner KPU tak kunjung muncul. Padahal, mereka diundang KPU untuk menjelaskan dan membagikan rapor perihal ketidaklolosan mereka.
"Ini tidak beradab, mereka undang kami jam 14.00 WIB. Tapi mana mereka, sembunyi di mana mereka," teriak Ketua DPD Partai Pekerja dan Pengusaha Indonesia (PPPI) Nusa Tenggara Barat, Kasman M Jafar.
Kasman sempat menimbulkan kegaduhan di Kantor KPU. Ia menuntut agar komisioner KPU dipecat karena ketidakprofesionalannya mengawal tahapan pemilu.
Ketua Umum Partai Kebangkitan Nasional Ulama (PKNU) Choirul Anam mengecam sikap pimpinan dan anggota KPU yang ia nilai tidak profesional, tidak kredibel, dan tidak bisa dipercaya. "Pemilu tidak patut untuk diteruskan, komisionernya harus diganti," kata Choirul.
Ketua Umum Partai Buruh, Sonny Pudji Laksono, juga menyatakan ketidakpercayaannya terhadap KPU. Menurutnya, ketidakprofesionalan KPU merupakan pengkhianatan terhadap rakyat Indonesia yang telah mempercayakan KPU untuk mengawal pelaksanaan Pemilu 2014 nanti.
Pada pukul 15.00 WIB, perwakilan ke-18 parpol memutuskan meninggalkan kantor KPU. Namun, selang 10 menit kemudian, pimpinan dan komisioner KPU berdatangan. "Ya tidak apa-apa, nanti kami kirimkan rapornya bagi yang tidak datang," kata Ketua KPU, Husni Kamil Manik.