Jumat 02 Nov 2012 18:47 WIB

Subuh Keliling Pererat Silaturahim (1)

Rep: Susie Evidia/ Red: Chairul Akhmad
Subuh keliling (ilustrasi).
Foto: Republika/Musiron
Subuh keliling (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, Sudah hampir 13 tahun Ir H Achdijat Basari aktif mengikuti kegiatan Subuh Keliling (Suling).

Warga yang tinggal di daerah Pasar Minggu itu merasakan manfaat yang besar dari aktivtas itu. Pagi buta sekitar pukul tiga sudah terkondisikan bangun tidur.

Persiapan dari mandi, shalat tahajud, lalu berangkat menuju masjid atau mushala yang menjadi lokasi giliran Suling.

“Sambil menunggu azan Subuh para jamaah berzikir bersama. Perasaan ini terasa tenang dan dekat dengan Allah,’’ ujar pensiunan Departemen Pertanian ini.

Ia tidak sendirian. Bersama sejumlah warga se-Kecamatan Pasar Minggu, Jakarta Selatan, yang tergabung dalam Forum Silaturahmi Sholat Subuh Berjamaah (FS3B) yang terbentuk pada Desember 1998, mereka manyambut panggilan suci pada pagi hari dengan bersilaturahim, shalat berjamaah, dan mendengarkan tausiah.

Rutinitas itu bergilir dari mushala atau masjid tiap akhir pekan, tepatnya pada Sabtu. Berkat Subuh Keliling, silaturahim antar warga terjalin dengan kuat. Bayangkan, se-Kecamatan Pasar Minggu terdiri atas tujuh kelurahan, minimal lima kelurahan dikenalnya berkat Suling.

“Andaikan wilayah Subuh Keliling ini diperluas lagi, berarti persaudaraan sesama umat Islam bisa semakin banyak,” kata pengurus sekaligus penggerak FS3B itu.

Tidak hanya manfaat silaturahim, kata pria yang berusia 60 tahun ini, Suling adalah wadah memperdalam ilmu-ilmu Islam. Program dan jadwalnya jelas, yakni setelah melaksanakan shalat Subuh para jamaah mendengarkan ceramah dari para ustaz.

Ada sepuluh guru yang memberikan ceramah dengan tema-tema berbeda di setiap Subuh. “Setiap Sabtu pasti mendapat ilmu baru dari para penceramah,” aku Achdijat.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement