Senin 05 Nov 2012 15:40 WIB

Tak Respons Pernyataan Abbas, Netanyahu Dikecam

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu
Foto: Reuters
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu

REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM -- Mantan perdana menteri Israel Ehud Olmert dan mantan menteri luar negeri Tzipi Livni, Ahad (4/11), mengecam Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, karena caranya menangani hubungan Israel dengan Palestina.

Pernyataan kedua mantan pejabat tinggi Israel tersebut dikeluarkan setelah reaksi dingin Netanyahu terhadap pernyataan yang dikeluarkan oleh Presiden Palestina Mahmoud Abbas kepada stasiun televisi Israel, Channel 2, pada Jumat (2/11). Menurut pernyataan Abbas, rakyat Palestina mencela kekerasan dan bersedia melanjutkan perundingan perdamaian dengan dasar penyelesaian dua-negara.

Netanyahu, selama pertemuan kabinet pada Ahad, mengatakan ia bersedia memulai lagi perundingan perdamaian dengan Palestina hari ini tanpa prasyarat, terutama mengenai pembekuan pembangunan permukiman di Tepi Barat Sungai Jordan.

Di dalam pernyataan yang dikirim, Ahad, kepada Xinhua, Olmert mengecam kebijakan Netanyahu terhadap Palestina sebagai tindakan kejam. Menurutnya, perilakunya bertolak-belakang dengan kepentingan Israel dan mendukung Gerakan Perlawanan Islam (HAMAS) yang menguasai Jalur Gaza.

"Sayangnya, sejak pemerintah baru memangku jabatan, perundingan dengan Palestina telah beku," kata Olmert. "Pemerintah Israel, bukannya mendorong perundingan, malah berusaha meyakinkan masyarakat Israel bahwa tak ada mitra di pihak Palestina dan dengan itu memperkuat HAMAS serta membuat lemah Pemerintah Otonomi Palestina, yang percaya pada non-kekerasan dan perdamaian," ia menambahkan.

Olmert dipaksa mundur pada 2008, setelah tuduhan suap mencuat terhadap dia dalam beberapa kasus. Ia dinyatakan bersih dari dua tuduhan pada Juli, tapi dinyatakan bersalah karena melanggar kepercayaan masyarakat. Namun hukumannya tak membuat dia kehilangan hak untuk mencalonkan diri lagi dalam pemilihan umum mendatang, sebab pengadilan memutuskan tak ada kebejatan dalam tindakan Olmert.

Pada Ahad malam, di dalam satu wawancara dengan televisi berita Channel 2, Livni mengatakan selama masa jabatan Netannyahu sebagai perdana menteri, perdamaian dunia menjadi tak karuan. "Selama empat tahun, Israel telah mengaku tak memiliki mitra perdamaian, tapi wawancara Abbas akhir pekan lalu membuktikan sebaliknya," kata Livni.

Livni juga menyalahkan pemerintah atas macetnya perundingan perdamaian, yang menciptakan "kurangnya kepercayaan" antara Israel dan Palestina. Ia mengatakan pernyataan Abbas berani dan menuduh Menteri Luar Negeri Israel saat ini, Avigdor Lieberman, memimpin aksi untuk mendepak Abu Mazen, nama panggilan Abbas dalam bahasa Arab.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement