Selasa 06 Nov 2012 14:29 WIB

Mereka Mengajar Ngaji (1)

Rep: Susie Evidia/ Red: Chairul Akhmad
Anak-anak belajar ngaji (ilustrasi).
Foto: Antara
Anak-anak belajar ngaji (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, Seorang ustaz atau ustazah mengajar ngaji? Sudah lazim. Tetapi, roker mengajari Alquran? Tentu sangat luar biasa.

Fans band metal identik dengan miras, onar, dan liar. Namun, tidak demikian dengan musik cadas band Purgatory yang liriknya mengusung tematema keislaman.

Fantastisnya, sejak 2009, personel band Purgatory meng adakan pengajian rutin setiap malam Jumat bersama fansnya.

Tempatnya giliran, di kediaman Bounty Muhammad (bas) di Kembangan Larangan, Jaksel, atau Aminuddin Al Muqoddas (drum) yang akrab dipanggil Al di Jombang, Ciputat, Tangerang.

Fokus pengajiannya belajar tajwid Alquran. Tidak boleh menyinggung soal khilafiyah di pengajian ini. Yang mengajarkan mengaji bukan ustaz khusus, melainkan Bounty dan Al yang sejak 2007 telah belajar mengaji Alquran. “Saya transfer belajar mengaji Alquran kepada teman-teman (fans—Red),” kata Bounty.

Awalnya, tidak mudah mengumpulkan teman-teman untuk belajar mengaji. Tapi, akhirnya mereka tertarik walaupun jumlahnya minimalis. Berapa pun yang datang, mau lima orang atau delapan orang, pengajian tetap dilangsungkan.

Dari mengaji, fans Purgatory tidak sedikit ingin mengetahui lebih dalam tentang keislaman. Biasanya mereka sharing. Namun, Bounty tidak pernah muluk-muluk menuntut fansnya.

Ia hanya selalu menekankan lebih baik membenahi diri dulu, baru syiar. “Maka itu, memulai dari hal-hal yang paling memungkinkan untuk dilakukan, tidak perlu yang tinggi-tinggi dulu,” papar ayah satu putra ini.

Mulai terasa adanya perubahan yang kecil-kecil. Kalau kumpul obrolannya lebih santai, tidak lagi mengobrol yang jorok. Menegak miras? No way! Yang membuat Bounty kagum para orang tua banyak yang mengucapkan terima kasih kepadanya.

Dulu, anak-anaknya susah diatur, kini baik sama orang tua dan keluarga. Mereka juga mau mengantar ibunya pergi. “Alhamdulillah, kalau perubahannya bisa demikian jauh.”

Bounty dan Al sering juga bengong, ternyata murid-muridnya lebih taat dari gurunya. Ketika azan, mereka dalam posisi sudah berwudhu. “Ini hidayah Allah, kalau kita jadi medianya, insya Allah kecipratan pahalanya,” tambah ayah dari Aladdin ini.

Melihat antusias pengajian ini, rasanya tidak ada alasan bagi personel Purgatory untuk membubarkan band. Kalau bubar tanggung jawabnya akhirat, bagaimana kelanjutan pengajian ini? Jangan sampai lari dari tanggung jawab, padahal orang-orang ini sangat membutuhkan, itu saja prinsip sederhananya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement