Kamis 08 Nov 2012 14:55 WIB

Fokus Membina Mualaf (2)

Rep: Susie Evidia/ Red: Chairul Akhmad
Hj Irena Handono.
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Hj Irena Handono.

REPUBLIKA.CO.ID, Tak sedikit risiko yang harus dihadapi kala membina mualaf. Namun, Irena mengaku hanya pasrah kepada Allah.

Selama sembilan tahun eksis membina mualaf, Irena mengakui, tidak sedikit kendala yang dia hadapi. Setiap perjuangan penuh tantangan, tidak ada yang berjalan mulus.

Mulai dari fitnah, teror, hingga pencemaran nama baik. Semua itu diserahkan sepenuhnya kepada Allah.

“Saya yakin bahwa apa yang dilakukan ini semata-mata hanya karena Allah. Pada akhirnya terbuka mana yang benar dan salah,” ungkap wanita yang menyatakan Islam sejak 1980-an ini.

Ada satu hal miris. Tidak sedikit mualaf yang diusir keluarganya, hancur usahanya. Karena Irena Center bukan yayasan zakat, ketika mereka membutuhkan bantuan finansial, sulit terpenuhi.

“Kalau ada saya beri, tetapi kalau tidak ada, saya sedih sekali karena tidak bisa membantu mereka,” tutur Irena.

Hal ini mendorongnya mendirikan lembaga zakat. Ke depan, ia ingin mendirikan pondok pesantren mualaf, khususnya perempuan. “Semoga ada jalan dan Insya Allah ada jalan dari Allah,” ujarnya berharap.

An-Naba’ Center

Di lain pihak, An Naba’ Center eksis mendampingi mualaf sejak tahun 2006. Yayasan Pembinaan mualaf ini digagas oleh Syamsul Arifin Nababan. Motivasinya membina mualaf yang kerap tak terjamah.

Mereka ditempa dengan ilmu keislaman. Konsep pembinaannya melalui pondok pesantren. Secara fisik pesantren mualaf telah berdiri sejak 2008 di kawasan Sektor Sembilan Bintaro, Tangerang.

Sedangkan sebelumnya, Syamsul yang juga mualaf melakukan pembinaan secara berpindah-pindah dari masjid ke masjid. Kini dengan adanya pondok pesantren, pembinaan mualaf bisa lebih fokus lagi.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement