REPUBLIKA.CO.ID, PARIS -- Pelatih baru timnas Prancis, Didier Deschamps, mengungkap borok yang membelit lingkungan barunya. Menurut dia, pemain-pemain Prancis terlalu dimanjakan dengan kebebasan yang diberikan klub masing-masing.
"Apa yang kurang di kalangan pemain-pemain Prancis? Apakah soal respek, persatuan, atau aturan? Semuanya! Di Prancis, pemain terlalu bebas," ungkap mantan arsitek Marseille kepada Tuttosport, Ahad (11/10).
Untuk mengatasi persoalan ini, Deschamps mendesak klub-klub Prancis untuk mengubah perlakuan terhadap para pemainnya. Ia mencontohkan dua klub raksasa Italia, Juventus dan AC Milan yang menerapkan aturan ketat kepada seluruh personelnya.
"Klub-klub harus lebih kuat, seperti di Italia. Juventus dan AC Milan selalu melakukannya. Ketika saya masih bermain, saya belajar bahwa siapa saja yang melakukan kesalahan harus menapat ganjarannya," imbuh mantan gelandang La Vecchia Signora ini.
Meski demikian, Deschamps melihat ada perbaikan di kubu tim Ayam Jantan belakangan ini.
"Di skuat Prancis ada terlalu banyak pesimisme dan kritikan. Hanya sedikit pemain yang merasa bangga membela Prancis. Tapi hasil melawan Spanyol di kualifikasi Piala Dunia lalu dapat merubah hal-hal negatif itu," ujar pelatih yang mulai menangani Les Blues pada Juli lalu itu.