Rabu 14 Nov 2012 04:15 WIB

Lima Pelajaran dari Pilpres AS 2012 (1)

Lama Khatib, wanita asal Suriah yang mendapat naturalisasi 40 hari lalu, bersiap memberikan suara di pemilu pertamanya, 6 November 2012.
Foto: AP Photo
Lama Khatib, wanita asal Suriah yang mendapat naturalisasi 40 hari lalu, bersiap memberikan suara di pemilu pertamanya, 6 November 2012.

REPUBLIKA.CO.ID, Ulasan menarik diberikan oleh salah satu media di Amerika Serikat, CNN, mengenai pemilu presiden pada 6 November lalu.

1. Partai Republik Bermasalah dengan Orang Latin

"Jika kita tidak bersikap lebih baik dengan Hispanik--sebutan untuk imigran Latin di AS--, kita akan tersingkir selamanya dari Gedung Putih." ujar pakar strategis politik Partai Republik dan kontributor CNN, Ana Navarro, yang menjadi kordinator Hispanik nasional dalam tim kampanye John McCain pada pemilu presiden 2008.

"Isu terbesar yang harus membuat para politisi Grand Old Party (GOP)--julukan lain Partai Republik--siap bergulat adalah topik mengenai Hispanik, ujar strategis GOP lain, Ari Fleishcer, yang dulu menjabat sekretaris kabinet pada era Bush. "Republik harus menemukan jalan lain untuk tetap maju." ujarnya.

Hasil pemungutan suara nasional memberi bukti tak terbantahkan. Kaum Latin, kini menjadi segmen populasi yang tumbuh cepat. Kontribusi mereka terhadap prosentase suara nasional meningkat, dari semula 9 persen pada 2008 menjadi 10 persen pada pemilu kali ini. Sepuluh persen suara bukan jumlah sepele.

Perlu dicatat, Presiden Obama memenangkan 67 persen suara mereka empat tahun lalu. Ia meningkatkan perolehan suara menjadi 71 persen tahun ini.

Para Latino memberi bantuan krusial kepada Obama memenangkan medan tempur negara bagian Colorado dan Nevada. Kaum Latin ini juga membawa Obama merebut 29 suara elektoral Florida.

Mereka pun dianggap berperan sangat penting yakni mengubah negara bagian New Mexico, yang dulu dikenal dengan pemilih suara mengambang atau swing state, bertahap menjadi stabil sebagai basis massa Demokrat.

Jika tren ini berlanjut, Arizona dan Texas bisa berubah pula. Meski tak langsung menjadi biru, tetapi paling tidak dari merah menjadi ungu.

Pemilu 2012 sepertinya lonceng pembangun keras bagi GOP untuk segera mengubah haluan terhadap imigran ilegal. Situasi itu pun dipahami oleh senator keturunan Latin terkemuka dari GOP.

"Gerakan konservatif sudah seharusnya menarik perhatian bagi rakyat minoritas dan komunitas imigran yang juga ingin didengar. Republik harus bekerja lebih keras daripada sebelumnya untuk mengomunikasikan keyakinan partai kepada mereka." ujar Senator Marco Rubio dalam pernyataannya, Selasa. (bersambung)

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement