Sabtu 17 Nov 2012 06:20 WIB

Pelajar Sedunia Minta Putus Hubungan Diplomatik dengan Malaysia

Red: M Irwan Ariefyanto
Sejumlah Aktivis Migrant Care melakukan unjuk rasa di depan Kedubes Malaysia, di Kuningan, Jakarta. Mereka menuntut perlindungan bagi TKI yang bekerja di Malaysia dan mengusut tuntas penembakan brutal oleh polisi Malaysia.
Foto: Republika/Adhi Wicaksono
Sejumlah Aktivis Migrant Care melakukan unjuk rasa di depan Kedubes Malaysia, di Kuningan, Jakarta. Mereka menuntut perlindungan bagi TKI yang bekerja di Malaysia dan mengusut tuntas penembakan brutal oleh polisi Malaysia.

REPUBLIKA.CO.ID,KUALALUMPUR -- Kasus yang menimpa TKI di Malaysia sudah tidak dapat ditolerir. Pemerintah Indonesia harus tegas karena ini telah menyangkut harga diri Indonesia. Walaupun pekerja Indonesia memerlukan pekerjaan bukan berarti mereka boleh diperlakukan semena-mena. Kasus yang menimpa TKI akhir-akhir ini di Malaysia seperti Sale TKI dan Pemerkosaan Oleh Tiga orang Polisi Malaysia ini sudah mengarah kepada rasis dan perbudakkan. Seharusnya Malaysia memberi jaminan keamanan dan perlindungan bagi warga negara asing yang berada di negaranya.

 

Menurut hemat kami, sudah saatnya memberi pelajaran kepada negara-negara yang cenderung rasis terhadap pekerja Indonesia. Pemerintah Indonesia harus dengan tegas untuk segera menarik semua pekerja Indonesia dari Malaysia serta segera memutuskan hubungan diplomatik dengan Malaysia. Dan perlu diingat bahwa masih banyak negara yang lain yang bisa dijadikan tempat penyaluran tenaga kerja Indonesia.

 

Supaya kasus ini tidak terulang lagi, mungkin perlu dipertimbangkan beberapa alternatif solusi untuk permasalahan TKI ini:

1.      Prosedur pengiriman TKI mesti diperbaiki. Basmi para agen-agen TKI yang hanya mencari keuntungan tanpa memperdulikan nasib TKI.

2.      Perlu dilakukan peningkatan kompetensi TKI yang akan bekerja di luar negeri.

3.      Pemaksimalan peran BNPTKI dan KBRI diluar negeri. Perlu diingat bahwa adanya KBRI diluar negeri salah satunya adalah melindungi, melayani dan membina warga negara Indonesia yang di luar negeri walupun status pekerjaannya hanya pembantu rumah tangga.

4.      Perlu ada database dan system yang terintegrasi tentang penyebaran TKI di luar negeri sehingga mudah untuk mengontrol dan mengawasi.

5.      Perlu dibuat Tim Advokasi TKI atau Help Center buat para TKI dengan melibatkan semua komponen bangsa Indonesia di luar negeri.

 

Kami ingatkan kepada semua komponen dan elemen bangsa Indonesia, tolong jangan mencari keuntungan ditengah derita dan jerih payah para TKI di luar negeri. Mari kita bantu mereka karena mereka adalah para pahlawan kita yang telah berjuang untuk membantu devisa negara. Pemerintah Indonesia mesti lebih tegas dalam menyelesaiakan semua kasus-kasus yang dihadapi TKI. Pemerintah Indonesia diharapakan kedepan  bisa lapangan kerja sehingga warga negara Indonesia tidak perlu bersusah payah mengais rejeki di negara lain. PPI Se-Dunia sedang menyiapkan TKI Help Center sebagai wujud kepedulian Pelajar Indonesia se-dunia terhadap nasib TKI yang ada di luar negeri.

 

 

Presidium PPI Se-Dunia

 

 

Zulham Effendi

Kordinator

 

Rubrik ini bekerja sama dengan Perhimpunan Pelajar Indonesia

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement