REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM -- Lebih dari 44 juta website milik Israel mendapatkan serangan hecker. Serangan para hacker tersebut banyak tertuju kepada website pemerintah dan situs berita Israel.
Beberapa website resmi pemerintah Israel dikabarkan mengalami gangguan. Persisnya setelah militer Israel melancarkan agresi serangan udara sejak Rabu (14/11) lalu.
Hal itu dikonfirmasi Menteri Keuangan Israel, Yuval Steinitz, dalam pernyataannya, Ahad (18/11), seperti dilansir Arabnews. Dia menjelaskan adanya upaya hacking yang telah berhasil memblokir salah satu website penting milik Pemerintah Israel. Namun hal itu tidak berselang lama, hanya 10 menit downtime, setelah itu bisa kembali normal.
Lebih lanjut, Steinitz menambahkan, dalam sehari ada beberapa ratus website Israel yang diretas. Pihak keamanan Israel menduga serangan peretasan tersebut dialamatkan ke situs resmi milik perdana mentri Israel, presiden, serta Kementerian Luar Negri.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Israel juga mengonfirmasi adanya serangan peretas. Menurutnya serangan tersebut tidak hanya datang dari wilayah Palestina, namun beberapa titik di Eropa dan Asia. "Divisi IT kami di kementerian akan terus mematahkan jutaan serangan cyber tersebut," kata Steinitz.
Steinitz mengeklaim sistem pertahanan Israel masih sanggup menghadapi serangan tersebut. "Saat ini kami tengah menikmati hasil dari investasi kami beberapa tahun terakhir ini dalam pengembangan sistem pertahanan komputerisasi." Tambahnya.
Walau demikian, kekhawatiran Steinitz, diakuinya masih ada walau hanya sedikit. Kekhawatirannya saat ia menginstruksikan pihak keamanan Israel untuk bekerja dalam situasi gawat darurat dalam melawan para pejuang dunia cyber yang terus menyerang situs-situs pemerintahnya.
Perang Palestina-Israel juga melibatkan dunia maya sebagai ‘senjata’ mereka. Media sosial benar-benar dimanfaatkan, terutama bagi Israel. Angkatan Pertahanan Israel telah membentuk sistem pelacak di hampir semua platform yang tersedia untuk mengetahui pejuang Palestina saat aktif di Twitter.