REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo batal memutuskan kelanjutan megaproyek Mass Rapid Transit (MRT). Menurut dia, masih ada beberapa hal yang masih harus dikaji lebih lanjut soal proyek kereta bawah tanah itu.
"Pengennya saya putuskan kemarin. Tapi harus jelas ROI (return of investment) seperti apa, subsidinya berapa, penumpangnya berapa," kata Jokowi usai upacara peringatan ulang tahun Korps Pegawai Republik Indonesia (KORPRI) di Lapangan Monas, Jakarta, Kamis (29/11).
Seperti diketahui, rapat kordinasi penentuan kelanjutan MRT di Balai Kota, Rabu lalu, berakhir deadlock. Rapat sempat diwarnai ketegangan hingga memaksa Jokowi keluar lebih awal. Di antara hal yang menjadi perdebatan sengit adalah penolakan warga terhadap konstruksi layang MRT di daerah Fatmawati.
"DKI memang membutuhkan pengembangan konstruksi bawah tanah. Itu akan kita kaji lagi," ujar Jokowi menanggapi tuntuan warga agar konstruksi MRT seluruhnya dibangun di bawah tanah.Lebih lanjut, Jokowi belum bisa memastikan kapan proyek MRT tersebut bisa direalisasikan.
"Saya menjernihkan pikiran dulu. Ini pening saya ini," kelakarnya.