REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Menteri Keuangan Agus Martowardojo mengatakan, defisit anggaran berpotensi melebar dari yang telah ditetapkan sebelumnya sebesar 2,23 persen akibat kelebihan beban subsidi energi yang akan ditanggung pemerintah.
"Jumlah defisit anggaran akan lebih dari 2,23 persen. Secara fiskal kondisi baik, namun subsidi BBM bisa lewat Rp200 triliun," ujarnya di Jakarta, Senin.
Menkeu memperkirakan defisit anggaran tersebut akan berada pada kisaran 2,3 persen hingga 2,4 persen akibat kelebihan kuota Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi yang diprediksi hingga mendekati 46 juta kiloliter.
Untuk itu, ia terus meminta kepada Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral agar menjaga volume BBM bersubsidi dan melakukan upaya pengendalian, karena akan menambah beban anggaran subsidi energi pada 2013.
"Kita sudah dengar bisa naik 1,2 juta kiloliter dan sudah dibahas di kementerian koordinator. Untuk itu, kita melihat bahwa upaya untuk mengendalikan BBM bersubsidi harus dilaksanakan karena bisa berdampak besar di 2013," ujarnya.
Menkeu juga mengatakan beban anggaran akibat kelebihan kuota BBM bersubsidi pada tahun ini akan ditanggung melalui APBN-Perubahan 2013 setelah dilakukan audit oleh Badan Pemeriksa Keuangan (BPK).
Selain itu, ia belum dapat memastikan pemerintah akan memberlakukan kebijakan penyesuaian harga BBM bersubsidi sebagai alternatif untuk mengurangi beban anggaran subsidi energi mulai tahun depan.
"Kita saat ini belum berencana menyesuaikan harga BBM tapi masyarakat harus tahu subsidi kita besar," ujarnya.
Menkeu kembali mengingatkan pentingnya anggaran subsidi tersebut agar diberikan tepat
sasaran, sehingga masyarakat yang membutuhkan menerima dampak positif dari pemberian subsidi dan pemerintah mendapatkan dana untuk membangun infrastruktur.
"Kita betul-betul harus kelola subsidi dengan baik dan mengupayakan tepat sasaran. Kita juga bisa alihkan (anggaran subsidi yang tidak efektif) untuk pembelanjaan yang lebih bermanfaat," katanya.