REPUBLIKA.CO.ID, GARUT -- Sejumlah pelajar SMP dan SMA mengecam perilaku Bupati Garut, Aceng HM Fikri, yang tidak lagi mencerminkan sebagai pemimpin karena melakukan perbuatan tidak terpuji menikahi seorang gadis Fani Oktora (18) selama empat hari.
Ungkapan kekecewaan pelajar itu disampaikan di tengah-tengah massa yang sedang melakukan aksi menuntut Bupati Garut mundur dari jabatannya di kantor Bupati, Jalan Pembangunan, Garut, Rabu (5/12).
Siswa SMP Negeri 1 Garut, Chikal, mengatakan tidak menyangka kepala daerah Garut dengan mudah menikahi kemudian menceraikan perempuan yang tergolong masih muda dan cantik.
Menurut dia, perbuatan Bupati telah merendahkan harkat dan martabat kaum perempuan yang selayaknya sebagai pemimpin tidak perlu melakukan perbuatan tersebut.
"Saya juga wanita, tidak mau menjadi korban perbuatan pak Bupati, dinikahi hanya 4 hari," kata siswa yang duduk di bangku kelas 2 SMP itu.
Pelajar SMK Negeri 2 Garut, Iman Maulana, menyatakan serupa kekecewaannya terhadap Bupati Garut yang menikahi wanita selama empat hari.
Ia berharap, Bupati Garut dapat menjalankan tugasnya dengan baik, membangun Garut agar lebih maju dan berkembang, bukan mengurusi masalah perempuan.
"Saya sebagai pelajar tentu kecewa dengan berita soal Bupati, saya ingin Bupati tidak seperti itu, seharusnya Bupati peduli terhadap rakyat," kata siswa kelas 3 SMK itu. Dua pelajar itu dengan lantang berorasi ditengah kerumunan massa menggunakan alat pengeras suara.
Dalam orasinya meminta Bupati Garut mundur dari jabatannya karena telah bertindak tidak terpuji dengan merendahkan kaum perempuan dan tidak memberikan contoh yang baik sebagai pemimpin kepada rakyatnya.
"Sebenarnya saya baru pulang sekolah, lihat ada demo saya tertarik lalu ikut orasi," kata Iman , dibenarkan beberapa orang teman sekolahnya.
Aksi kecaman terhadap Bupati Garut yang merendahkan kaum perempuan sudah terjadi selama sepekan. Para pengunjuk rasa dari berbagai kelompok hanya menyampaikan tuntutan agar Bupati Garut mundur dari jabatannya.