REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat Politik Burhanudin Muhtadi, menilai kebingungan Adang Ruchiatna perihal penetapannya sebagai pendamping Fauzi Bowo pada Pemilukada DKI Jakarta, Juli 2012 mendatang, karena ada alasan. Dalam hal tersebut, dia beranggapan Adang masih menunggu niatan serius dari Partai Demokrat (PD), yang dalam hal ini diwakili oleh majelis tinggi.
Karena itu, kata dia, pernyataan Ketua Umum PD, Anas Urbaningrum, belum dianggap sebuah niatan serius oleh Adang.
“Adang itu masih menunggu keputusan dari majelis tinggi, bukan ketua umum,” ujarnya, Sabtu (17/3).
Pada beberapa waktu lalu, Burhan mengaku mendapat informasi yang menyebut Foke, sapaan akrab Fauzi Bowo, pernah bertemu dengan Demokrat dan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) yang dihadiri Ketua Umum PDIP Megawati Soekarno Putri. Pada pertemuan tersebut, lanjut dia, Foke tidak juga memutuskan Adang untuk dipilih sebagai wakilnya.
Saat itu, kata dia, Foke tengah mengalami kebimbangan. Pasalnya, untuk menambah dukungan suara pada Pemilukada DKI Jakarta nanti, Foke seharusnya menggandeng Partai Keadilan Sejahtera (PKS). Sebab, jelas Burhan, mayoritas pendukung PKS berasal dari golongan kelas menengah. Sementara untuk kelas bawah, sudah ‘diamankan’ Foke.
Karena itu, Burhan menilai apa yang terjadi saat ini adalah sebuah upaya tarik menarik kepentingan demi menjalankan strategi politik.
“Kita tunggu saja nantinya akan kemana,” ujar dia.