REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Center for Indonesia Reform (CIR) memprediksi Pemilukada DKI Jakarta akan berlangsung dua putaran. Pada putaran kedua diprediksi akan bertarung Jokowi-Ahok dan Hidayat Nur Wahid-Didik J Rachbini. Mereka mewakili semangat populisme dan grass root versus profesionalisme dan kelas menengah.
"Ini sangat positif bagi ibu kota karena dapat mencegah anarkisme dan pragmatisme (money politics)," kata peneliti CIR, Rian Stadi, di Jakarta, Kamis (22/3).
CIR merupakan lembaga kajian strategi dan kebijakan, serta rujukan informasi untuk masalah ekonomi, politik, sosial-budaya, sains-teknologi, hukum dan hak asasi manusia (HAM). Lembaga itu didirikan pada 30 November 2001 di Jakarta.
Menurut dia peluang Hidayat Nur Wahid-Didik J Rachbini cukup besar karena menyolidkan kembali konstituen PKS yang mencapai sedikitnya 25 persen pemilih tahun 2004, ditambah pendukung PAN yang lebih cendrung ke Rachbini. Argumentasinya, kata dia, karena calon gubernur incumbent Fauzi Bowo (Foke) mengambil cawagub dari Partai Demokrat juga (Nachrowi), yang disebutnya seperti "jeruk makan jeruk".
Ia mengemukakan bahwa berdasar survei cepat, popularitas Foke-Nara merosot drastis karena ditantang Jokowi-Ahok, yang diusung PDIP-Gerindra.