REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Di tengah kesibukan safari ke berbagai komunitas akar rumput, Hidayat Nur Wahid sempatkan diri berdialog dengan pengusaha muda Sandiaga S. Uno. Pertemuan berlangsung di gedung Recapital, Kebayoran Baru. Hidayat ditemani beberapa profesional Relawan Hidayat datang lebih dulu, karena Sandi harus ikut RUPS grup Saratoga.
"Jakarta tak hanya ibukota RI, tapi juga pusat kantor Sekjen ASEAN. Karena itu, Jakarta harus lebih baik dari Ibukota negara-negara ASEAN semisal Singapura, Kuala Lumpur, atau Bangkok. Jangan sampai dipersepsikan sama dengan Phnom Phen atau Vien Thien," terang Hidayat
"Dalam hal kemajuan ekonomi dan pengembangan seni-budaya, potensi Jakarta sangat besar, masa kita terjebak pada masalah klasik banjir dan macet saja. Kita akan benahi birokrasi dan optimalkan partisipasi warga dalam beragam progam padat karya untuk menekan pengangguran," imbuhnya.
Hidayat menceritatan pengalamannya saat menjabat Ketua MPR, menuntaskan kasus tukar guling gedung milik MPR di Bandung berkoordinasi dengan Pemprov Jabar. "Kasus itu terkatung-katung selama 30 tahun. Kita bisa selesaikan dalam waktu dua bulan, jika koordinasi bagus," ungkap Hidayat.
Untuk itu, perlu terobosan mengatasi kemacetan lalu lintas yang menimbulkan kerugian, menurut lembaga pemantau kebijakan publik, hingga Rp 43 triliun. "Kerugian akibat macet lebih besar dari pada APBD DKI, akibat pemborosan energi dan kesempatan bisnis yang hilang."
Sandiaga berkomentar spontan. "Wah, sudah seperti Gubernur in acting. Kami pengusaha tidak berpolitik, tapi kangen dengan solusi untuk berbagai persoalan Ibukota," sahut Sandi yang bersama kawan SMA-nya Rosan Roeslani dan Ridwan Zachrie mendirikan Saratoga Investama. Sejak berdiri di masa krisis 1998 sampai saat ini Grup Recapital telah mempekerjakan 25 ribu karyawan.
"Kami bergerak di berbagai bidang perbankan (Bank Pundi), pertambangan (Adaro), transportasi (Mandala), termasuk penyediaan air bersih (Aetra). Jakarta butuh water management yang komprehensif, jika tak mau kebanjiran atau kelangkaan air bersih," papar Sandi.
Hidayat setuju, karena itu dia bertekad menghidupkan kembali 36 situ yang menganggur sebagai penampung air hujan atau banjir kiriman. "Kita bisa punya cadangan air baku sekaligus mengatasi banjir, dan membuka pusat rekreasi warga. Semua pihak, Pemda Jabodetabek, diuntungkan," simpul Hidayat.
Di akhir dialog, Sandi mendaulat Hidayat untuk memimpin khutbah Jum'at di Masjid Al Amanah bersama penghuni gedung Recapital.