REPUBLIKA.CO.ID, KEMBANGAN – Penetapan Daftar Pemilih Tetap (DPT) tingkat kelurahan di Jakarta Barat telah rampung sejak Senin (21/5) kemarin. Sebanyak 1.514.394 suara ditetapkan sebagai DPT. Jumlah suara menyusut hingga ratusan ribu dibanding Daftar Penduduk Potensial Pemilih (DP4) dengan total 1.686.297 suara.
Ketua Kelompok Kerja Pemutakhiran Data Pemilih KPUD Jakarta Barat, Junaidi, mengakui hasil pemutakhiran DPT menunjukkan penyusutan jumlah suara yang cukup tinggi. Sebelumnya, penetapan DPS terhambat akibat adanya indikasi pemilih ganda sebesar 18 ribu suara.Verifikasi ulang, kata Junaidi sudah dilakukan pihak kelurahan sejak muncul indikasi tersebut.
“Dari DP4 hingga disahkan menjadi DPT sebanyak 171.903 suara gugur,” kata Junaidi kepada Republika, Selasa (22/5).
Sebelumnya Pusat Pergerakan Pemuda Indonesia (P3I) mengklaim telah menemukan 15 hingga 20 persen pemilih fiktif dalam DPS di Jakarta Barat. P31 menemukan sekitar 104.710 pemilih fiktif dari rata-rata 523.083 jumlah warga dalam DPS di setiap kelurahan.
”Temuan itu wajar, sebab data DP4 yang kami peroleh merupakan data dari tahun 2010. Setelah dilakukan verifikasi ulang, KPUD Jakarta Barat menjamin kebenaran jumlah DPT dari setiap kelurahan,” ucapnya.
Junaidi menjelaskan, suara yang ditengarai sebagai pemilih fiktif muncul karena data DPS yang didasarkan pada DP4 belum dimutakhirkan. Pemilih ganda, kata Junaedi ditemukan paling banyak di beberapa kelurahan.
Mobilitas penduduk di Jakarta Barat yang cukup tinggi diindikasikan menjadi penyebabnya. Perpindahan penduduk, lanjut Junaidi tidak selalu terpantau secara administratif oleh petugas di RW atau kelurahan. Selain itu, beberapa penduduk yang sudah meninggal masih banyak yang tercatat sebagai DPS.Kemudian ditemukan beberapa pemilih yang berstatus sebagai anggota TNI Polri.
”Perbedaan jumlah suara pasti akan terjadi, itulah gunanya pemutakhiran sebelum disahkan sebagai DPT,” ucap dia.