Selasa 03 Jul 2012 20:42 WIB

Kecewa dengan Incumbent, Warga Kapuk Ingin Perubahan

Rep: Amri Amrullah/ Red: Dewi Mardiani
Alex Noerdin (kiri) dan Nono Sampono
Foto: Republika/Prayogi
Alex Noerdin (kiri) dan Nono Sampono

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Warga Jakarta di Kampung Apung Kelurahan Kapuk, Kecamatan Cengkareng mengeluhkan tidak adanya perubahan selama ini di wilayah mereka. Pernyataan itu disampaikan Ketua RW 01 Kelurahan Kapuk, Juhri, Selasa (3/7).

Juhri bersama warga Kapuk lain kecewa dengan pemerintah DKI yang jarang memperhatikan kondisi mereka selama ini. Lanjut ia mengatakan, kondisi kampungnya yang tak kunjung berubah. Pasalnya, 22 tahun kampung itu terkenal dengan banjir. Sedangkan, jelas Juhri, selama masa Pilkada ini, warganya terus diiming-imingi berbagai bantuan dari pemerintah.

"Kita menginginkan gubernur yang baru. Di bawah kepemimpinan gubernur yang lama nasib warga tidak berubah. Rumah pompa tidak membawa hasil, terlebih lagi proyek saluran air di wilayah kami dibiarkan terbengkalai oleh pemerintah, warga semakin merana," keluhnya ketika didatangi calon gubernur nomor 6, Alex Noerdin di wilayahnya.

Hal senada juga diucapkan Susnadi warga RW 01 Kelurahan Kapuk, menurutnya kesempatan membuat kartu gakin tidak dia tinggalkan, namun dia tetap mendukung Alex-Nono, karena ingin mengubah kondisi kampungnya tersebut yang sudah merana selama 22 tahun ditimpa bencana banjir.

"Kami tidak akan terpengaruh oleh calon lain kami tetap dukung Alex. Meski pemerintah giat mengadakan kerja bakti dikampung kami, tapi ini dilakukan pada saat Pilkada saja. Hari-hari biasa kampung kami tetap terpinggirkan," ucap Susnadi. Karenanya, jelas Susnadi, warga ingin ada pemimpin yang tidak hanya janji selama Pilkada tapi lupa setelah jadi pemimpin.

Fatahillah Ramli Koordinator Aktivitas dan Komunitas Tim Sukses Alex-Nono mengatakan, ketua RW di DKI rata-rata memang tidak mengerti arti jabatan yang diembannya. Menurutnya, para ketua RW seperti yang terjadi di Kapuk, terintimidasi dari struktur pemerintahan, baik dari lurah ataupun camat. Sehingga, mereka takut jika mendukung calon lain yang bukan dari gubernur yang memerintah saat ini.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement